Sabda Nabi Muhammad SAW :
اَوَّلُ مَاتَفْقِدُوْنَ مِنْ دِيْنِكُمُ اْلاَمَانَةَ (رواه الطبراني)
“Yang paling pertama akan hilang dari agamamu adalah amanat” (H.R. Ath-Thabarany)
“Yang paling pertama akan hilang dari agamamu adalah amanat” (H.R. Ath-Thabarany)
Kita semua masing-masing mempunyai tanggung jawab amanat dari Allah SWT. Ada tiga amanat utama :
1. Ilmu
2. Harta
3. Kekuasaan
1. Ilmu
2. Harta
3. Kekuasaan
Pertama, yang punya ilmu mempunyai tanggung jawab akan ilmunya. Ilmu amanat dari Allah SWT yang wajib disebarkan, disiarkan, wajib diajarkan kepada yang membutuhkannya. Yang belum punya ilmu wajib menuntut ilmu. Ilmu wajib dimiliki oleh semua orang, karena kalau tuna ilmu akan gampang sekali dipermainkan oleh orang yang dzalim yang maunya ingin menjajah dan memeras yang bodoh.
Hubungan yang punya ilmu dengan yang tuna ilmu harus kukuh erat sekali. Yang punya ilmu jangan merasa hina bila bergaul dengan yang bodoh.
Orang yang pintar, kepintarannya jangan dipakai untuk membodohi orang yang bodoh, tapi sebaliknya harus dipakai untuk menuntun, memberi penerangan, memimpin orang lain agar hidupnya selamat. Ilmu jangan dipakai untuk menindas yang kecil atau menipu orang yang tidak mengerti. Fungsi ilmu bukan untuk mengkhianati, memfitnah, mendzalimi dan menganiaya sesama, tapi satu cahaya yang harus dipakai menerangi orang didalam hidup dan kehidupannya.
Jika ilmu dipakai tidak menuruti yang seharusnya, maka akan menjadi senjata makan tuan, akan binasa oleh ilmunya sendiri, padahal ilmu itu gunanya untuk menyelamatkan diri sendiri dan masyarakat umum.
Kedua, harta adalah amanat dari Allah SWT yang merupakan salah satu alat ampuh untuk keraharjaan, keselamatan dan kebahagiaan semuanya. Harta bukan untuk disembah, dipuja tapi untuk kemaslahatan hidup dan kehidupan.
Mencari harta harus dengan jalan halal, begitu juga mengeluarkannya harus pada jalan yang halal. Tidak sedikit yang kaya dengan harta hasil dari menipu, korupsi dan sejenisnya dan parahnya lagi mereka lebih memilih membeli barang-barang mewah atau bepergian ke tempat-tempat wisata di dalam dan luar negeri hanya sekedar untuk sebuah prestise, daripada dipakai untuk mengisi perutnya si miskin yang tiap hari tiap saat keroncongan kelaparan.
Ketiga, kekuasaan amanat dari Allah SWT yang diberikan kepada manusia. Yang sedang dipercaya oleh Allah SWT memegang kekuasaan jangan dipakai untuk menindas, dipakai untuk menghisap darah ‘si lemah’. Membuat undang-undang yang akan merugikan rakyat tapi menguntungkan sakunya sendiri. Harus ingat, kalau ada siang tentu ada malam, ada suka ada duka, ada senang ada susah, kalau sekarang senang karena sedang berkuasa tapi besok lusa siapa tahu dicabut kekuasaannya oleh Allah Yang Maha Kuasa.
Semoga kita semua bisa menjaga, memelihara dan melaksanakan amanat yang diberikan Allah SWT. Aamiin.
Hubungan yang punya ilmu dengan yang tuna ilmu harus kukuh erat sekali. Yang punya ilmu jangan merasa hina bila bergaul dengan yang bodoh.
Orang yang pintar, kepintarannya jangan dipakai untuk membodohi orang yang bodoh, tapi sebaliknya harus dipakai untuk menuntun, memberi penerangan, memimpin orang lain agar hidupnya selamat. Ilmu jangan dipakai untuk menindas yang kecil atau menipu orang yang tidak mengerti. Fungsi ilmu bukan untuk mengkhianati, memfitnah, mendzalimi dan menganiaya sesama, tapi satu cahaya yang harus dipakai menerangi orang didalam hidup dan kehidupannya.
Jika ilmu dipakai tidak menuruti yang seharusnya, maka akan menjadi senjata makan tuan, akan binasa oleh ilmunya sendiri, padahal ilmu itu gunanya untuk menyelamatkan diri sendiri dan masyarakat umum.
Kedua, harta adalah amanat dari Allah SWT yang merupakan salah satu alat ampuh untuk keraharjaan, keselamatan dan kebahagiaan semuanya. Harta bukan untuk disembah, dipuja tapi untuk kemaslahatan hidup dan kehidupan.
Mencari harta harus dengan jalan halal, begitu juga mengeluarkannya harus pada jalan yang halal. Tidak sedikit yang kaya dengan harta hasil dari menipu, korupsi dan sejenisnya dan parahnya lagi mereka lebih memilih membeli barang-barang mewah atau bepergian ke tempat-tempat wisata di dalam dan luar negeri hanya sekedar untuk sebuah prestise, daripada dipakai untuk mengisi perutnya si miskin yang tiap hari tiap saat keroncongan kelaparan.
Ketiga, kekuasaan amanat dari Allah SWT yang diberikan kepada manusia. Yang sedang dipercaya oleh Allah SWT memegang kekuasaan jangan dipakai untuk menindas, dipakai untuk menghisap darah ‘si lemah’. Membuat undang-undang yang akan merugikan rakyat tapi menguntungkan sakunya sendiri. Harus ingat, kalau ada siang tentu ada malam, ada suka ada duka, ada senang ada susah, kalau sekarang senang karena sedang berkuasa tapi besok lusa siapa tahu dicabut kekuasaannya oleh Allah Yang Maha Kuasa.
Semoga kita semua bisa menjaga, memelihara dan melaksanakan amanat yang diberikan Allah SWT. Aamiin.
waah kereeen :)
BalasHapusHehe.. terimakasih sob??? semoga kita bisa mengambil hikmah nya..
BalasHapus