ILMU

Carilah karunia ilmu dengan sungguh-sungguh, maka buah pencarian itu akan setaraf dengan kesungguhan kita.

Indonesia

Keanekaragaman budaya tidak membuat bangsa ini terpecah belah,namun semua itu menjadi satu kesatuan yang utuh,saling menjaga dan menghargai demi keutuhan bangsa yang kita cintai.

KEBAHAGIAAN

Orang yang paling bahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik,mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik disetiap hal yang hadir dalam hidupnya

MIMPI

Salah satu kelemahan kita adalah mudah terbuai oleh mimpi-mimpi. Kita hanya larut dalam mimpi, tetapi tidak bergerak bekerja untuk meraihnya.

Terima kasih anda sudah berkunjung di Website KREASI | Sebuah Kreasi yang mencoba memberikan pengetahuan untuk melangkah dalam masa depan yang Gemilang | Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Anda |

Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan

Senin, 01 Oktober 2012

Tugas dan Tanggung jawab Guru

Tugas Guru - Sebagai seorang pendidik yang memahami fungsi dan tugasnya, guru khususnya ia dibekali dengan berbagai ilmu keguruan sebagai dasar, disertai pula dengan seperangkat latihan keterampilan keguruan dan pada kondisi itu pula ia belajar memersosialisasikan sikap keguruan yang diperlukannya. Seorang yang berpribadi khusus yakni ramuan dari pengetahuan sikap danm keterampilan keguruan yang akan ditransformasikan kepada anak didik atau siswanya.

Guru yang memahami fungsi dan tugasnya tidak hanya sebatas dinding sekolah saja, tetapi juga sebagai penghubung sekolah dengan masyarakat yang juga memiliki beberapa tugas menurut Rostiyah (dalam Djamarah, 2000 : 36) mengemukakan bahwa fungsi dan tugas guru profesional adalah :

Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan dan pengalaman-pengalaman
Membentuk kepribadian anak yang harmonis sesuai cita-cita dan dasar negara kita Pancasila
Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai dengan Undang-Undang Pendidikan yang merupakan keputusan MPR No. 2 Tahun 1983
Sebagai prantara dalam belajar
Guru adalah sebagai pembimbing untuk membawa anak didik ke arah kedewasaan. Pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak menurut kehendak hatinya
Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat
Sebagai penegak disiplin. Guru menjadi contoh dalam segala hal, tata tertib dapat berjalan apabila guru menjalaninya terlebih dahulu
Sebagai adminstrator dan manajerGuru sebagai perencana kurikulum
Guru sebagai pemimpin
Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak

Seorang guru baru dikatakan sempurna jika fungsinya sebagai pendidik dan juga berfungsi sebagai pembimbing. Dalam hal ini pembimbing yang memiliki sarana dan serangkaian usaha dalam memajukan pendidikan. Seorang guru menjadi pendidik yang sekaligus sebagai seorang pembimbing. Contohnya guru sebagai pendidik dan pengajar sering kali akan melakukan pekerjaan bimbingan, seperti bimbingan belajar tentang keterampilan dan sebagainya dan untuk lebih jelasnya proses pendidikan kegiatan mendidik, mengajar dan membimbing sebagai yang taka dapat dipisahkan.

Membimbing dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntun anak didik dalam perkembanganya dengan jelas dmemberikan langkah dan arah yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

Sebagai pendidik guru harus berlaku membimbing dalam arti menuntun sesuai dengan kaidah yang baik dan mengarahkan perkembangan anak didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan, termasuk dalam hal ini yang terpenting ikut memecahkan persoalan-persoalan dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak didik. Dengan demikian diharapkan menciptakan perkembangan yang lebih baik pada diri siswa, baik perkembangan fisik maupun mental.

Dari uraian di atas secara rinci peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar dapat disebutkan sebagai berikut :

1. Fasilitator
Sebagai fasilitator guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar mengajar.

2. Motivator
Sebagai motivator guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar

3. Informator
Sebagai informator guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diprogramkan dalam kurikulum.

4. Pembimbing
Peran guru yang tidak kalah pentingnya dari semua peran yang telah disebutkan di atas adalah sebagai pembimbing

5. Korektor
Sebagai korektor guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan buruk

6. Inspirator
Sebagai inspirator guru harus dapat membedakan ilham yang baik bagi kemajuan anak didik

7. Organisator
Sebagai organisator adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan oleh guru dalam bidang ini memiliki kegiatan pengelolaan kegiataan akademik dan lain sebagainya.

8. Inisator
Sebagai inisiator guru harus dapat menjadi pencetur ide-ide kemajuan dan pendidikan dalam pengajaran

9. Demonstrator
Dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran anak didik pahami

10. Pengelolaan kelas
Guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik karena kelas adalah tempat terhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan pelaaran dari guru.

11. Mediator
Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya baik media non material maupun material.

12. Supervisor
Guru hendaknya dapat membantu memperbaiki dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran.

13. Evaluator
Guru dituntut untuk menjadi evaluator yang baik dan jujur dengan memerikan penilaian yang menyentuh aspek intrinsik dan ekstrinsik. Tugas guru

Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah

 Pada era globalisasi seperti sekarang kita dituntut kesiapan yang lebih matang dalam segala hal. Bidang pendidikan merupakan salah satu andalan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan zaman. Persiapan sumber daya manusia dalam bidang pendidikan dilakukan sejak dari masa pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Peran sarana pendidikan sangat penting dalam memperlancar pelaksanaan proses pembelajaran. Satu sisi harapan yang dibebankan pada dunia pendidikan sangat banyak, tetapi di sisi lain dunia pendidikan mempunyai banyak masalah yang menghambat dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah satu masalah yang dihadapi oleh sekolah adalah masalah sarana pendidikan.
Dalam rangka mengatur substansi fasilitas atau sarana di sekolah di gunakan suatu pendekatan administratif tertentu yang disebut juga manajemen sarana pendidikan. Manajemen sendiri merupakan proses pendayagunaan semua sumber daya dalam rangka mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Pendayagunaan melalui tahapan proses yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancer, teratur, efektif, dan efisien. Jadi manajemen sarana pendidikan adalah keseluruhan proses perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan yang digunakan untuk menunjang pendidikan agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancer, teratur, efektif, dan efisien.
Perlengkapan sekolah, atau juga sering disebut dengan fasilitas sekolah, dapat di kelompokan menjadi sarana pendidikan dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah, seperti: ruang, buku, perpustakaan, labolatarium dan sebagainya.Sedangkan prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan di sekolah. Dalam pendidikan misalnnya lokasi atau tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, ruang dan sebagainya.


Sedangkan menurut keputusan menteri P dan K No.079/1975, sarana pendidikan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu:
1) Bangunan dan perabut sekolah
2) Alat pelajaran yang terdiri dari pembukauan dan alat-alat peraga dan labolatarium
3) Media pendidikan yang dapat dikelompokan menjadi audiovisual yang menguanakan alat penampil dan media yang tidak menggunakan alat penampil.
Fasilitas atau sarana dapat dibedakan menjadi 3jenis yaitu :
1. Fasilitas fisik, yakni segala sesuatu yang berupa benda atau fisik yang dapat dibendakan, yang mempunyai peranan mempermudah dalam melancarkan suatu usaha. Fasilitas fisik juga disebut fasilitas materiil.Contoh : kendaraan, alat tulis kantor, peralatan komunikasi elektronik, dll.
Dalam kegiatan pendidikan yang tergolong dalam fasilitas materiil antara lain: perabot ruang kelas, perabot ruang TU, perabot laboratorium, perpustakaan dan ruang praktek.
2. Fasilitas uang, yakni segala sesuatu yang bersifat mempermudah suatu kegiatan sebagai akibat bekerjanya nilai uang.
3. Fasilitas sumber daya manusia
Agar tujuan-tujuan manajemen perlengkapan bisa tercapai ada beberapa prinsip yang perlu di perhatikan dalam mengelola perlengkapan di sekolah, prinsip-prinsip yang dimaksud adalah :
1) Prinsip pencapaian tujuan
2) Prinsip efisiensi
3) Prinsip administratif
4) Prinsip kejelasan tanggung jawab
5) Prinsip kekohesifan

1) Prinsip Pencapaian Tujuan
Pada dasarnya manajemen perlengkapan sekolah di lakukan dengan maksud agar semua fasilitas sekolah dalam keadaan kondisi siap pakai. Oleh sebab itu, manajemen perlengkapan sekolah dapat di katakan berhasil bilaman fasilitas sekolah itu selalu siap pakai setiap saat, pada setiap seorang personel sekolah akan menggunakannya.
2) Prinsip Efisiensi
Dengan prinsip efisiensi semua kegiatan pengadaan sarana dan prasarana sekolah di lakukan dengan perencanaan yang hati-hati, sehingga bisa memperoleh fasilitas yang berkualitas baik dengan harga yang relatif murah. Dengan prinsip efisiensi berarti bahwa pemakaian semua fasilitas sekolah hendaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat mengurangi pemborosan. Maka perlengkapan sekolah hendaknya di lengkapi dengan petunjuk teknis penggunaan dan pemeliharaannya. Petunjuk teknis tersebut di komunikasikan kepada semua personil sekolah yang di perkirakan akan menggunakannya. Selanjutnya, apabila dipandang perlu, dilakukan pembinaan terhadap semua personel.
3)Prinsif administratif
Di Indonesia terdapat sejumlah peraturan perundang-undangan yang berkenaan dengan sarana dan prarana pendidikan sebagai contoh adalah peraturan tentang inventarisasi dan penghapusan perlengkapan milik negara. Dengan prinsip administratif berarti semua perilaku pengelolaan perlengkapan pendidikan di sekolah itu hendaknya selalu memperhatikan undang-undang, peraturan, instruksi, dan pedoman yang telah di berlakukan oleh pemerintah. Sebagai upaya penerapannya, setiap penanggung jawab pengelolaan perlengkapan pendidikan hendaknya memahami semua peraturan perundang-undangan tersebut dan menginformasikan kepada semua personel sekolah yang di perkirakan akan berpartisipasi dalam pengelolaan perlengkapan pendidikan
4) Prinsip Kejelasan Tanggung Jawab
Di Indonesia tidak sedikit adanya kelembagaan pendidikan yang sangat besar dan maju. Oleh karena besar, sarana dan prasarananya sangat banyak sehingga manajemennya melibatkan banyak orang. Bilaman hal itu terjadi maka perlu adanya pengorganisasian kerja pengelolaan perlengkapan pendidikan. Dalam pengorganisasiannya, semua tugas dan tanggung jawab semua orang yang terlibat itu perlu di deskripsikan dengan jelas
5) Prinsip Kekohesfan
Dengan prinsip kekohesfan berarti manajemen perlengkapan pendidikan di sekolah hendaknya terealisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat kompak. Oleh kerena itu, walaupun semua orang yang terlibat dalam pengelolaan perlengkapan itu telah memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, namun antara satu dengan yang lainnya harus selalu bekerja sama dengan baik.
Manajemen sarana pendidikan meliputi :
1. Perencanaan  pengadaan
2. Penyimpanan
3. Inventarisasi
4. Penataan
5. Pengawasan dan pengendalian
6. Penyaluran
7. Pemeliharaan
8. Rehabilitasi
9. Penghapusan

B. PENGELOLAAN FASILITAS PENDIDIKAN
1. Perencanaan sarana pendidikan
Penentuan kebutuhan merupakan perencanaan pengadaan sarana pendidikan yang diperlukan dalam penyelenggaraan pendidikan. Sebelum mengadakan alat-alat tertentu atau fasilitas pendidikan terlebih dahulu harus melalui prosedur yang benar, yaitu melihat dan memeriksa kembali keadaan dan kekayaan yang telah ada, agar tidak terjadi sarana pendidikan yang mubazir, seperti pengadaan kembali sarana yang masih memadai dari segi kuantitas maupun kualitas atau pengadaan alat-alat yang tidak diperlukan dalam penyelenggaraan pendidikan. Setelah melalui prosedur yang benar, baru bisa ditentukan jenis sarana yang diperlukan berdasarkan kepentingan pendidikan di sekolah bersangkutan.
Penentuan sarana pendidikan sekolah juga harus mempertimbangkan siapa-siapa saja yang memfasilitasi atau membiayai pengadaan sarana tersebut. Pihak sekolah bisa mengajukan permohonan pengadaan sarana pendidikan kepada istansi atasan seperti kepada pemerintah melalui Disdikpora provinsi, kabupaten/kota, bisa juga kepada pihak komite sekolah mengajukan RAPBS (Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah) pada waktu awal tahun pelajaran atau mungkin sumbangan dari masyarakat. Apabila pengajuan pengadaan sarana pendidikan tersebut hanya sebagian yang disetujui, maka harus menentukan sekala prioritas atau sarana yang paling penting dan mendesak diperlukan dalam penyelenggaraan pendidikan. Untuk memudahkan mengetahui sarana yang paling penting dan mendesak dalam keperluan pendidikan, maka pada daftar pengadaan sarana harus diurut dari nomor terkecil untuk sarana/fasiltas yang paling penting atau mendesak kemudian diikuti sarana yang lain sesuai dengan tingkat kepentingan.
Akhir-akhir ini telah banyak teoritisi mendeskripsikan langkah-langkah perencanaan perlengkapan pendidikan di sakolah, antara lain adalah seorang teoritisi administrasi pendidikan, yaitu Jame J. Jones (1969). Jones menegaskan bahwa perencanaan pengadaan perlengkapan pendidikan di sekolah di awali dengan menganalisis jenis pengalaman pendidikan yang di berikan di sekolah itu. Janes mendeskripsikan langkah-langkah perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah sebagai berikut :
a) Menganalisis kebutuhan pendidikan suatu masyarakat dan menetapakan program untuk masa yang akan datang sebagai dasar untuk mengevaluasi keberadaan fasilitas dan membuat model perencanaan perlengkapan yang akan datang.
b) Melakuakan survei keseluruh unit sekolah untuk menyususn master plan untuk jangka waktu tertentu.
c) Memilih kebutuhan utama berdasarkan hasil survei.
d) Mengembangkan educational specification untuk setiap proyek yang terpisah-pisah dalam usaha master plan.
e) Merancang setiap proyek yang terpisah-pisah sesuai dengan spesifikasi pendidikan yang diusulkan.
f) Mengembangkan dan menguatkan tawaran atau kontrak dan melaksanakan sesuai dengan gambaran kerja yang diusulkan.
g) Melenkapi perlengkapan gedung dan meletakannya sehingga siap untuk digunakan.
Berdasarkan uraian tentang prosedur perencanaan pengadaan di atas dapat ditegaskan bahwa perencanaan perencanaan perlengkapan sekolah tidaklah mudah. Perencanaan perlengkapan pendidikan bukan sekedar sebagai upaya mencari ilham, melainkan upaya memikirkan perlengkapan yang diperlukan di masa yang akan datang dan bagaimana pengadaannya secara sistematis, rinci, dan teliti berdasarkan informasi dan realistis tentang kondisi sekolah.
Agar prisip-prinsip tersebut betul-betul terpenuhi, semua pihak yang dilibatkan atau ditunjuk sebagai panitia perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah perlu mengetahui dan mempertimbangkan program pendidikan, perlengkapan yang sudah dimiliki, dana yang tersedia, dan harga pasar. Dalam hubungannya dengan program pendidikan yang perlu di perhatikan adalah organisasi kurikulum sekolah, metode pengajaran, dan media pengajaran yang di perlukan.
Ada beberapa karakteristik esensial perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah, yaitu sebagai berikut :
a) Merupakan proses menetapkan dan memikirkan.
b) Objek pikir dalam perencanaan perlengkapan sekolah adalah upaya memenuhi sarana prasarana pendidikan yang di butuhkan sekolah.
c) Tujuan perencanaan perlengkapan sekolah adalah efektifitas dan efisiensi dalam pengadaan perlengkapan sekolah.
d) Perencanaan perlengkapan sekolah seherusnya memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Harus betul-betul merupakan proses intelektual
2. Didasarkan pada analisis kebutuhan melalui studi komprehensif menganai masyarakat sekolah dan kemungkinan pertumbuhannya, serta prediksi populasi sekolah
3. Harus realistis, sesuai dengan kenyataan anggaran
4. Visualisasi hasil perencanaan perlengkapan sekolah harus jelas dan rinci, baik jumlah, jenis, merek, dan harganya.

2. Penyimpanan Sarana Dan Prasarana Pendidikan
1. Hakikat Penyimpanan Sarana Dan Prasarana
Penyimpanan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menampung hasil pengadaan dan umumnya barang tersebut adalah milik negara pada wadah/tempat yang telah disediakan. Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan menyimpan suatu barang baik berupa perabot, alat tulis kantor, surat-surat maupun barang elektronik dalam keadaan baru ataupun sudah rusak yang dapat dilakukan oleh seorang beberapa orang yang ditunjuk atau ditugaskan pada lembaga pendidikan. Aspek yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan adalah aspek fisik dan aspek administratif. Aspek fisik dalam penyimpanan adalah wadah yang diperlukan untuk menampung barang milik negara berasal dari pengadaan.
Aspek ini biasa disebut gudang, yang dapat dibedakan menjadi:
a. Gudang pusat, yaitu gudang yang diperlukan untuk menampung barang hasil pengadaan yang terletak pada unit. Biasanya gudang pusat juga digunakan untuk menyimpan barang yang akan dijadikan stok/persediaan.
b. Gudang penyalur, yaitu gudang yang digunakan untuk menyimpan barang sementara sebelum disalurkan ke unit atau satuan kerja yang membutuhkan.
c. Gudang transit, yaitu gudang yang digunakan untuk menyimpan barang sementara sebelumdisalurkan ke unit atau satuan kerja yang membutuhkan.
d. Gudang pemakai, yaitu gudang yang digunakan untuk meyimpan barang-barang yang akan dan telah digunakan dalam pelaksanaan kegiatan.
Aspek administratif adalah hal-hal yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan dalam penyimpanan seperti: bendaharawan kepala gudang, urusan tata usaha, urusan penerimaan, urusan penyimpanan, dan pemeliharaan, urusan pengeluaran. Struktur organisasi penyimpanan.
2. Prosedur dan tata cara penyimpanan barang
a. Penerimaan, hal-hal yang dilakukan dalam penerimaan barang antara lain:
1) Menerima pemberitahuan pengiriman barang dari pihak yang menerima barang. Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam penerimaan dan pemeriksaan barang.
2) Memeriksa barang yang diterima baik fisik maupun kelengkapan administrasi seperti surat kepemilikan.
3) Membuat berita acara penerimaan dan hasil pemeriksaan barang.
b. Penyimpanan barang dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam hal ini adalah:
1) Meneliti barang-barang yang akan disimpan
2) Menyiapkan barang-barang tersebut berdasarkan pengelompokkan-pengelompokkan tertentu/harga
3) Mencatat barang tersebut ke dalam buku penerimaan, kartu barang dan kartu stok.
4) Membuat denah lokasi barang-barang yang disimpan agar dapat dikeluarkan secara tepat.
5) Pengeluaran barang dilakukan berdasarkan Surat Perintah Mengeluarkan Barang (SPMB).
c. Penyimpanan sarana dapat dikatakan suatu kegiatan simpan menyimpan suatu barang baik berupa perabot, alat tulis kantor, surat-surat maupun barang elektronik dalam keadaan baru maupun rusak dapat dilakukan oleh seorang beberapa orang yang ditunjuk pada suatu sekolah.
d. Penyimpanan barang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) Barang-barang yang sudah diterima, dicatat, digudangkan, diatur, dirawat, dan dijaga secara tertib, rapi dan aman.
2) Menyelenggarakan administrasi penyimpanan dan penggunaan atas semua barang yang ada dalam ruang atau gudang.
3) Secara berkala atau insidental diadakan pengontrolan dan perhitungan barang persediaan agar diketahui apakah memenuhi kebutuhan.
4) Laporan tentang keadaan penyimpanan dibuat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
e. Kegiatan penyimpanan meliputi menerima, menyimpan, dan mengeluarkan barang di gudang. Gudang dibedakan menurut bentuknya menjadi:
1) Gudang terbuka adalah gudang yang tidak berdinding dan tidak beratap, tetapi berlantai dan harus dikeraskan sesuai dengan berat barang-barang yang akan disimpan.
2) Gudang tertutup adalah gudang berdinding dan beratap yang konstruksinya disesuaikan dengan fungsi gudang itu.

Barang-barang yang sudah dianggarkan dalam pengadaan barang jika sudah terealisasi sebaiknya langsung disimpan ke bagian penyimpanan barang, selanjutnya diterima dan diinventarisasi dan dicatat ketika barang tersebut akan dikeluarkan agar terlihat tertib dan rapi. Untuk sekolah-sekolah besar biasanya ada seorang yang ditunjuk sebagai petugas penyimpanan barang di gudang, baik barang yang baru direncanakan dalam pengadaan barang mapunun yang sudah tidak dipakai atau rusak. Namun di sekolah yang sedang biasanya dilakukan oleh beberapa warga sekolah diantaranya penjaga sekolah dan guru.
Cara menyimpan barang yang baik dan benar antara lain:
1) Barang yang sudah diterima, dicatat, digudangkan, diatur, dirawat, dan dijaga secara tertib, rapi, dan aman.
2) Dibuatkan daftar nama tempat barang penyimpanan agar mudah ditemukan.
3) Barang yang mudah rusak dimasukan ke dalam pelindung (lemari).
4) Barang-barang yang kecil seperti barang ATK disimpan dalam sebuah wadah yang mudah dijangkau dan ditemukan.
5) Barang-barang yang besar ditempatkan dengan aman dan nyaman.
6) Barang elektronik sebaiknya disimpan di ruangan yang lebih aman seperti besi teralis.
7) Barang yang terbuat dari kertas diusahakan jauh dari tempat basah, lembab, dan air.
8) Barang yang disimpan dalam lemari sebaiknya sering dibuka untuk menghindari penjamuran bila lembab.
9) Semua alat-alat dan perlengkapan harus disimpan di tempat yang bebas dari faktor perusak seperti panas, lembab, dan lapuk.
10) Mudah ditemukan bila sewaktu-waktu diperlukan.
11) Semua penyimpanan harus diadministrasikan menurut ketentuan bahwa persediaan lama harus lebih dulu digunakan.
12) Harus diadakan inventarisasi secara berkala.
13) Sebaiknya dilakukan kontrol atau service terhadap barang-barang tertentu agar tidak mudah rusak.
14) Laporan tentang keadaan penyimpanan dibuat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Tugas dan tanggung jawab dalam penyimpanan dan pendistribusian Tanggung jawab untuk pelaksanaan yang tepat untuk penyimpanan harus dirumuskan secara terperinci dan dipahami dengan jelas oleh semua pihak yang berkepentingan. Pendistribusian perlatan dan perlengkapan pengajaran harus berada dalam tanggung jawab salah satu anggota staf yang ditunjuk karena pelaksanaan tanggung jawab ini hanya bersifat ketatausahaan, maka kurang tepat jika kepala sekolah atau guru sendiri yang langsung melaksanakannya, yang paling tepat adalah pegawai tata usaha. Administrasi peralatan dan perlengkapan pengajaran harus senantiasa ditinjau dari segi pelayanan untuk turut memperlancar pelaksanaan program pengajaran. Kondisi di atas akan terpenuhi jika administrator mengikutsertakan semua guru dalam perencanaan seleksi distribusi dan penggunaan, penyimpanan, serta pengawasan peralatan dan perlengkapan pengajaran yang semuanya mendorong mereka untuk memikirkan proses paling tepat dalam melayani kebutuhan-kebutuhan mereka.

3. Inventarisasi Sarana Prasarana Pendidikan
1. Pengertian inventanrisasi
Inventarisasi adalah kegiatan melaksanakan pengurusan penyelenggaraan, pengaturan, dan pencatatan barang-barang, menyusun daftar barang yang menjadi milik sekolah yang bersangkutan ke dalam suatu daftar inventaris barang secara teratur dan menurut ketentuan yang berlaku.
2. Tujuan inventarisasi
a. Tujuan umum
Inventarisasi dilakukan dalam rangka usaha penyempurnaan pengurusan dan pengawasan yang efektif terhadap barang- barang milik negara atau swasta.
b. Tujuan khusus
1) Untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi barang milik negara yang dimiliki oleh suatu organisasi.
2) Untuk menghemat keuangan negara baik dalam pengadaan maupun pemeliharaan dan penghapusan barang.
3) Bahan/pedoman untuk menghitung kekayaan negara dalam bentuk materiil yang dapat dinilai dengan uang.
4) Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian barang.
3. Fungsi inventarisasi
Inventarisasi juga memberikan masukan yang sangat berharga, analisis kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, pengeluaran, pemeliharaan, rehabilitasi, dan penghapusan.
Daftarbarang inventaris adalah suatu dokumen berisi jenis dan jumlah barang yang menjadi milik dan dikuasai negara, serta berada dibawah tanggung jawab sekolah. Daftar inventarisasi barang yang disusun dalam suatu organisasi yang lengkap, teratur, dan berkelanjutan dapat berfungsi untuk:
a. Menyediakan data dan informasi dalam rangka menentukan kebutuhan dan menyusun rencana kebutuhan barang.
b. Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan/pedoman dalam pengarahan pengadaan barang.
c. Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan/pedoman dalam penyaluran barang.
d. Memberikan data dan infromasi dalam menentukan keadaan barang sebagai dasar untuk menentukan penghapusannya.
e. Memberikan data dan informasi dalam rangka memudahkan pengawasan dan pengendalian barang.
4. Ketentuan pelaksanaan inventarisasi
Tiap kantor/satuan kerja organisasi yang merupakan satu kesatuan administrasi tersendiri harus menyelenggarakan administrasi barang milik negara yang diurus dan dikuasai secara rinci, lengkap, teratur menurut ketentuan yang berlaku.
a) Jika perlatan terpelihara baik umumnya akan awet yang berarti tidak perlu mengadakan penggantian dalam waktu yang singkat.
b) Pemeliharaan yang baik mengakibatkan jarang terjadi kerusakan yang berarti biaya perbaikan dapat ditekan seminimal mungkin.
c) Dengan adanya pemeliharaan yang baik, akan lebih terkontrol sehingga menghindari kehilangan.
d) Dengan adanya pemeliharaan yang baik akan sedap dilihat dan dipandang.
e) Pemeliharaan yang baik memberikan hasil pekerjaan yang baik.
4. Penataan Sarana Dan Prasarana Pendidikan
1.Penataan sarana dan prasarana pendidikan
Sebelum diadakan penataan dan pengaturan kebutuhan, diperlukan perencanaan, pengadaan, dan penyimpanan dan penempatan barang.Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada penempatan diantaranya adalah:
a. Mudah dijangkau
b.Jauh dari keramaian
c.Jauh dari tempat berbahaya
d.Lingkungan yang aman dan kondusif
Penataan sarana dan prasarana pendidikan dapat dibagi menjadi:
a. Penataan barang bergerak
Barang bergerak adalah barang yang dapat dipindahkan dari penempatan sebelumnya, misalnya kursi, meja, dan lain-lain.
b. Penataan barang tidak bergerak
Barang tidak bergerak adalah barang yang tidak dapat dipindahkan, seperti tanah, gedung, halaman, lapangan, dan lain-lain. Dalam hal ini sebelum dibangun, terlebih dahulu dilakukan perencanaan yang matang agar tidak terjadi perbaikan yang menimbulkan pemborosan.
c. Penataan barang habis pakai
Barang habis pakai adalah barang yang tidak tahan lama, cepat susut, dan habis setelah digunakan atau dipakai, contoh kertas, karbon, kapur, spidol, dan lain-lain.
d. Penataan barang barang tidak habis pakai
Yaitu dengan cara mengatur barang yang ada dengan memberikan nomor dan kode pada barang tersebut sesuai dengan sandi yang berlaku. Hal ini dilakukan agar petugas dan pemakai lebih mudah memakai dan mengawasi pemakaiannya.

2.Pengaturan penggunaan sarana dan prasarana pendidikan
Setelah kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dapat terpenuhi dan tertata sesuai dengan pemakaiannya maka perlu diadakan pengaturan bagi pengguna sarana dan prasarana tersebut yaitu dengan cara:
a. Alat pelajaran diangkut ke kelas yang membutuhkan dan saat dikembalikan jumlah harus sama.
b. Alat pelajaran disimpan di suatu tempat, bila siswa ingin menggunakan, siswa mengajak guru yang mengajar untuk membawa barang tersebut.
Untuk menjamin kelancaran pengaturan sarana dan prasarana pendidikan maka sangat penting dipenuhi beberapa hal:
a. Sekolah mempunyai guru yang betul-betul konsern terhadapkeberadaan barang yang ada di sekolahnya demi kemajuan pendidikan.
b. Pihak sekolah benar-benar taat asas dan disiplin dalam melaksanakan ketentuan manajemen sarana dan prasarana, hal ini diharapkan dapat menekan sekecil mungkin kesalahan.
c. Kepala sekolah hendaknya selalu mengecek keberadaan barang inventaris dan memberikan tanggung jawab penuh pengawasan keberadaan barang yang berada dalam ruangan tersebut pada guru yang bersangkutan.
d. Kepala sekolah hendaknya memberikan pembagian tugas selain pengurus barang, hendaknya ada petugas khusus yang bertanggung jawab atas ruangan-ruangan khusus.
e. Untuk mengatasi apabila tidak ada gudang,maka kepala sekolah dapat menugaskan kepada penjaga sekolah untuk membuatkan ruang sementara yang dapat digunakan untuk menyimpan barang-barang.
5. Pengawasan dan Pengendalian Sarana Dan Prasarana Pendidikan
1. Pengertian pengawasan
Pengawasan adalah suatu proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan atau kebijaksanaan yang telah ditentukan. Pengawasan bukan hanyamencari kesalahan saja, tetapi juga mencari hal-hal yang sudahbaik untuk dikembangkan lebih lanjut.
2. Tujuan pengawasan
Agar hasil pekerjaan diperoleh secara berdaya guna yaituhasil yang sesuai dan tepat dengan pengeluaran yang seminimalmungkin dan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.
3. Jenis pengawasan
a. Pengawasan dari dalam
Yaitu pengawasan yang dilakukan oleh aparat/unit pengawasanyang dibentuk di dalam organisasi tersebut.
b. Pengawasan dari luar
Yaitu pengawasan yang dilakukan oleh aparat/unit pengawasandari luar organisasi tersebut.
c. Pengawasan preventif
Yaitu pengawasan yang dilakukan sebelum rencana itudilakukan.
d. Pengawasan represif
Yaitu pngawasan yang dilakukan setelah adanya pelaksanaanpekerjaan.

4. Metode pengawasan
Metode pengawasan adalah suatu cara melakukanpengawasan untuk menjaga agar pelaksanaannya dapat dilakukansecara efektif dan efisien sesuai dengan rencana yang telahditetapkan sehingga dapat mengakibatkan produktivitas kerjatinggi. Metode-metode tersebut terdiri dari:
a. Pengawasan langsung, yaitu pengawasan yang dilakukansecara langsung pada tempat pelaksanaan pekerjaan baikdengan sistem inspektif, verifikatif, maupun dengan sisteminvestigative sesuai dengan rencana kegiatan dan peraturanperundangan yang berlaku.
b. Pengawasan tidak langsung, yaitu pengawasan yang secaraformal dilakukan oleh aparat pengawasan yang bertindak atasnama pimpinan organisasinya.
c. Pengawasan informal, yaitu pengawasan yang tidak melaluisaluran formal atau prosedur yang telah ditentukan.
d. Pengawasan administratif, yaitu pengawasan yang meliputibidang keuangan, kepegawaian, dan material.
e. Pengawasan teknis, yaitu pengawasan terhadap hal-hal yangbersifat fisik.

5. Sasaran pengawasan
a. Unit satuan kerja
b. Bidang yang meliputi :
1) Bidang organisasi
2) Bidang kepegawaian
3) Bidang keuangan
4) Bidang proyek pembangunan
5) Bidang pendidikan dasar dan menengah
6) Bidang pendidikan tinggi
7) Bidang pendidikan luar sekolah
8) Bidang kebudayaan

6. Prinsip pengawasan
Prinsip pengawasan adalah landasan atau acuan dalammelakukan kegiatan pengawasan agar pengawasan tersebut dapatterarah sesuai dengan yang diharapkan. Pelaksanaan pengawasanmenggunakan prinsip-prinsip pengawasan diantaranya mencakup:
a. Pengawasan berpedoman pada kebijakan yang berlaku
Untuk dapat mengetahui dan menilai ada tidaknya kesalahan-kesalahan dan penyimpangan, pengawasan harus berpangkaltolak dari keputusan pimpinan yang tercantum dalam tujuan,sasaran, pedoman, dan yang telah ditetapkan.
b. Pengawasan bukan tujuan utama
Pengawasan hendaknya tidak dijadikan tujuan utama, tetapisarana untuk menjamin dan meningkatkan efisiensi danefektivitas pencapaian tujuan organisasi.
c. Prinsip organisasi
Fungsi pengawasan adalah untuk memudahkan jalannyaorganisasi oleh karena itu pengawasan ada pada setiappimpinan atau satuan kerja dan atasan menurut fungsi masing-masing.
d. Prinsip penyesuaian kebutuhan
Pengawasan hendaknya disesuaikan dengan sifat dankebutuhan organisasi.
e. Prinsip penemuan fakta
Pengawasan hendaknya didasarkan pada penemuan faktatentang pelaksanaan tugas/pekerjaan dan berbagai faktor yangmempengaruhinya.
f. Prinsip pencegahan
Kegiatan pengawasan hendaknya mampu melihat jauh kedepan sehingga secara dini dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya penyimpangan atau penyelewengan dan terjadinyakesalahan-kesalahan berkembang dan terulang.
g. Prinsip pengendalian
Kegiatan pengawasan harus mampu memberikan bimbinganteknik operasional, teknik administrasi dan bantuan pemecahanmasalah untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
h. Prinsip perbaikan dan pengembangan
Kegiatan pengawasan berusaha mencari dan menemukan apayang salah dan sifat kesalahan dan menemukan penyebabkesalahan, serta cara bagaimana memperbaiki untuktercapainya hasil yang lebih baik dan dikembangkan sesuaidengan tujuan yang telah ditetapkan.
i. Prinsip komunikasi
Kegiatan pengawasan berfungsi sebagai sarana hubunganantara pusat dan daerah, antara pimpinan dengan bawahansehingga tercapai pendekatan secara pribadi untuk memupukhubungan kerja yang lebih baik.
j. Prinsip pemahaman
Kegiatan pengawasan hendaknya dipahami oleh semua pihakbaik oleh pemerintah, lembaga pendidikan maupun masyarakat.
k. Prinsip objektivitas
Kegiatan pengawasan harus berdasarkan kepribadian yangdilandasi unsur jujur, nurani, bijaksana, dan tanggung jawabsehingga menimbulkan kepercayaan dan rasa hormat.
l. Prinsip koordinasi
Kegiatan pengawasan harus dapat melaksanakan pengaturankerjasama yang baik sehingga dapat mewujudkan kegiatanyang terpadu dan selaras.
m. Prinsip protektif
Kegiatan pengawasan harus berusaha menghindarkantimbulnya kerugian pada pihak yang ternyata tidak bersalah.
n. Prinsip efektif dan efisien
Kegiatan pengawasan harus berusaha menghindarkan secaratepat sasaran dan sesuai dengan tujuan pengawasan bukanjustru menghambat efisiensi pelaksanaan tetapi untuk hemattenaga, waktu dan biaya sehingga hasil pengawasan dapattepat guna dan berhasil guna.


7. Prosedur pengawasan
a. Observasi
Digunakan untuk mengadakan penilaian atau evaluasi baikterhadap pimpinan atau bawahannya. Digunakan untuk auditdan review terhadap apa yang telah dilakukan.
b. Pemberian contoh
Apa yang dikerjakan oleh pimpinan seharusnya juga dikerjakanpula oleh bawahannya dan sebaliknya pimpinan akan seganmenindak terhadap bawahannya kalau ia sendiri tidak dapatmengerjakannya.
c. Pencatatan pelaporan
Suatu alat pembuktian, dapat berupa catatan atau laporan.
d. Pembatasan wewenang
Untuk menjaga agar seseorang tidak melakukan hal yangmelebihi wewenangnya serta untuk menghindari penyimpangan.
e. Menentukan peraturan perintah prosedur
1) Peraturan pada umumnya melarang bentuk tingkah lakuyang khusus atau jika diizinkan akan dapat menggangguusaha-usaha serta membahayakan organisasi.
2) Prosedur mengatur kegiatan yang harus dilakukan yangmerupakan suatu rangkaian kegiatan melalui anggota-anggota suatu organisasi untuk melayani dan menerimadalam suatu situasi tertentu.
f. Sensor
Tindakan pengamanan agar kesalahan-kesalahan yang akantimbul segera dapat dicegah atau diperbaiki dan tindakanpembetulan sebelum terlambat.
g. Anggaran
Alat dari pimpinan agar dilaksanakan. Suatu petunjuk untukmengembangkan dan memajukan organisasi, penilai suksesnyasuatu rencana.
8. Syarat umum pengawasan
a. Menentukan standar pengawasan yang baik dan tepatdilaksanakan.
b. Menghindarkan danya tekanan, paksaan yang menyebabkanpenyimpangan dari tujuan pengawasan itu sendiri.
c. Melaksanakan koreksi rencana yang dapat digunakan untukmengadakan perbaikan serta penyempurnaan rencana yangakan datang.

9. Pimpinan dalam proses pengawasan
Peranan pimpinan dalam proses pengawasan merupakanbagian yang fundamental. Hal tersebut bukan berarti mendominasibawahannya, tetapi dalam arti memberikan bimbingan danpengawasan terhadap usaha-usaha dari bawahannya untukmencapai hasil yang telah ditetapkan dalam rencana maupunpelaksanaan pengawasan dilakukan oleh setiap unit organisasi,baik di pusat maupun daerah agar terciptanya kesatuan bahasadan tindakan, guna menghindarkan adanya tumpang tindih danjarak pemisah, inspektur jenderal mengkoordinasikan kegiatanpengawasan intern baik administratif maupun teknis operasional disemua unit Depdiknas.

10. Organisai pengawasan
a.Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan
1) Mempersiapkan perumusan kebijaksanaan pengawasankeuangan dan pengawasan pembangunan.
2) Menyelenggarakan pengawasan pembangunan.

b.Inspektorat Jenderal
Pengawasan terhadap setiap unsur atau instansi di lingkungandepartemen yang dipandang perlu meliputi bidang administrasiumum, administrasi keuangan, hasil-hasil fisik dari pelaksanaanproyek-proyek pembangunan, dan lain-lain.

c.Inspektorat Wilayah Provinsi
Adalah perangkat pengawasan umum yang langsung berada dibawah dan bertanggung jawab kepada gubernur kepala daerahtingkat I dalam kedudukannya selaku kepala wilayah provinsi.




d.Pengawasan oleh Kekuasaan Kehakiman
Pengawasan tersebut akan selalu berbentuk pengawasan yangbersifat represif, maksudnya pengawasan tersebut dilakukan setelah ada perbuatan konkret dari aparat pemerintah yangdianggap merugikan pihak lawan berbuat.

e. Tindak Lanjut
Hasil temuan pengawasan harus diikuti dengan tindak lanjutsebagai bahan pertimbangan dalam langkah-langkah yangdipandang perlu, baik untuk penyempurnaan dan penerbitan.

6. Penyaluran
Penyaluran merupakan kegiatan pemindahan barang dantanggung jawab dari instansi satu ke instansi lain. Dalampenyerahan barang, jangan sampai lupa mengisi suratpengantar, faktur, tanda terima penyerahan barang.

7. Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan kegiatan terus menerus untukmengusahakan agar barang tetap dalam keadaan baik dansiap pakai. Maka barang-barang tersebut perlu dirawatsecara baik dan terus menerus untuk menghindarkanadanya unsur-unsur pengganggu/perusaknya. Dengandemikian kegiatan rutin untuk mengusahakan agar barang tetap dalam keadaan baik dan berfungsi baik pula disebutpemeliharaan atau perawatan.
a. Macam-macam pemeliharaan :
1) Pemeliharaan darurat adalah pemeliharaan yang tidak terencana karena mengabaikan pemeliharaan pencegahan.
2) Pemeliharaan korektif dimana dilakukan sesuai dengan usia barang.
3) Pemeliharaan pencegahan/terencana.
4) Perawatan yang dilakukan secara berkala atau terus menerus.
5) Penggantian ringan yang dilakukan karena adanya kerusakan kecil.

b. Proses pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan khusus terhadap barang inventaris yang sedang dalam pemakaian tanpa mengubah atau mengurangi bentuk kontruksi asli. Pemeliharaan dibagi menjadi:
a) Berdasarkan kurun waktu
1) Pemeliharaan harian
Pemeliharaan ini dapat dilakukan setiap hari. Dilaksanakan oleh pegawai yang menggunakan barang tersebut dan bertanggung jawab atas barang itu.
2) Pemeliharaan berkala
Pemeliharaan ini dapat dilakukan secara berkala atau dalam jangka waktu tertentu sesuai petunjuk penggunaan.
b) Umur penggunaan barang pada instansi dapat dilihat dari dua aspek :
1) Usia barang secara fisik
Setiap barang terutama barang elektronik atau mesin mempunyai batas waktu tertentu dalam penggunaannya.
2) Usia barang secara administratif
Dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari jarang ditemui barang yang keadaanya secara fisik telah 0%, sebab kalau terjadi hal yang demikian jelas telah mengganggu kelancaran kegiatan dalam organisasi, oleh karena itu biasanya barang dalam kondisi yang kapasitasnya lebih kurang dari 50% sudah diusulkan untuk dihapuskan karena hanya akan mempersempit ruangan saja dan biaya perawatannya juga akan lebih besar.
3) Pemeliharaan dalam aspek hukum
Ditujukan untuk memperjelas kepemlikian barang sehingga tidak dapat diganggu oleh pihak lain. Pemeliharaan ini dapat berbentuk:
a) Pengurusan sertifikat kepemilikan tanah
b) Surat izin mendirikan dan penggunaan bangunan
c) Pengurusan STNK dan BPKB pada kendaraan bermotor dan surat-surat lainnya
a. Pemeliharaan dari segi penggunaan
Barang yang digunakan harus sesuai dengan fungsinya sehingga dapat mengurangi kerusakan pada barang tersebut. Penggunaan barang umumnya dibedakan menjadi dua hal, yaitu memperlakukan dan menjalankan. Istilah-istilah ini dalam kegiatan sehari-hari kadang kala dicampuradukkan pengertiannya karena dalam kenyataannya alat-alat yang tidak pernah dijalankan tetapi digunakan seperti penggaris, papan tulis, pensil, dan lain-lain.
b. Perawatan berkala
1) Perbaikan atau pengecatan kusen-kusen, pintu, tembok, dan komponen bangunan lainnya yang terlihat kusam.
2) Perbaikan mebeulair serta pengecatan ulang.
3) Pengecatan terhadap keamanan sarana bermain atau tempat upacara.
4) Perbaikan genteng rusak/pecah sehingga terjadi kebocoran.
5) Pelapisan plesteran pada tembok yang retak atau terkelupas.
6) Pembersihan dan pengeringan lantai halaman atau selasar yang terkena air hujan/air tergenang.
c. Perbaikan darurat
1) Dilakukan terhadapa kerusakan yang tidak terduga sebelumnya dan berbahaya/merugikan apabila tidak diantisipasi secepatnya.
2) Perbaikan bersifat sementara harus cepat selesai sehingga kerusakan tidak bertambah parah, kegiatan belajar mengajar tidak terganggu
3) Dilaksanakan secara swakelola
4) Harus segera dilaksanakan perbaikan permanen.
d. Perawatan preventif
Perawatan preventif adalah peawatan yang dilakukan pada selang waktu tertentu dan pelaksanaannya dilakukan secara rutin dengan beberapa kriteria yang ditentukan sebelunya. Tujuannya adalah untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan sarana dan prasarana tidak bekerja dengan normal dan membantu agar sarana dan prasarana dapat aktif bekerja sesuai dengan fungsinya. Pekerjaan yang tergolong perawatan adalah melihat, mengecek, menyetel, mengkalibrasi, meminyaki, penggantian suku cadang, dan sebagainya. Program perawatan preventif adalah tindakan perawatan yang dilakukan secara periodik dan terencana untuk merawat fasilitas fisik sekolah dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan, membantu ketersediaan sarana dan prasarana yang diperlukan, terjalin keselamatan SDM yang menggunakan sarana dan prasarana tersebut.
e. Pelaksanaan program perawatan preventif
1) Memberikan arahan kepada tim pelaksana perawatan preventif dan adakan kaji ulang terhadap program yang telah dilaksanakan secara teratur.
2) Mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempat sarana dan prasarana untuk mengevaluasi aktivitas pelaksanaan berdasarkan jadwal yang telah direncanakan.

8. Rehabilitasi
Baik barang bergerak maupun tidak bergerak yangdipergunakan memang tidak ada yang abadi atau luput darikerusakan, meskipun telah kita lakukan pemeliharaansecara baik. Kerusakan tersebut terjadi sebagai akibatkerusakan suku cadangnya karena gesekan, benturan, dansebagainya.
Rehabilitasi merupakan kegiatan untuk memperbaiki barangdari kerusakan dengan tambal sulam atau penggantian sukucadangnya agar barang-barang tersebut dapat digunakanlagi sehingga mempunyai daya pakai yang lebih lama.

9. Penghapusan
Bila biaya rehabilitasi lebih besar sedang daya pakai terlalusingkat, maka barang tersebut lebih baik dikeluarkan daridaftar inventaris (dihapus) dan harus berdasarkan UU yangberlaku.
Proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan / menghilangkan barang-barang milik negara dari daftar inventaris negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku disebut penghapusan.
Penghapusan sebagai salah satu fungsi administrasi saranapendidikan mempunyai arti :
1. Mencegah kerugian atau pemborosan dari biaya perbaikan
2. Meringankan beban kerja dan tanggung jawab pelaksanaan inventaris
3. Membebaskan satuan organisasi dalam pengurusan barang yang tidak produktif lagi.
4. Membebaskan ruangan atau perkarangan kantor dari penumpukan barang yang tidak di pergunakan.
Sedangkan jenis-jenis penghapusan yaitu
1. Menghapus dengan menjual barang-barang melalui Kantor Lelang Negara
2. Mengembalikan ke negara untuk digantikan yang lebih baru.
3. Pemusnahan
Pemusnahan berarti meniadakan barang-barang yang dianggap sudah tidak layak untuk digunakan dengan cara misalnya

C. TANGGUNG JAWAB KEPALA SEKOLAH DAN GURU DALAM PENGAWASAN
Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap pengawasandan pengendalian sarana dan prasarana pendidikan, adapun salahsatu tujuannya adalah untuk menghindari adanya penyelewengan.Tanggung jawab kepala sekolah untuk melakukan pengawasandan koreksi terhadap kondisi sarana dan prasarana termasukruangan sekolah dan terus menerus ruang lainnya dan halamanserta perlengkapannya harus dilaksanakan terus menerus danteratur. Dalam melaksanakan tugas tersebut perlu diadakanpertemuan dengan penjaga kebersihan sekolah mengenaimasalah-masalah dan kekurangan-kekurangan yang harus diatasi.Pengawasan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga hal-halyang sekecil-kecilnya pun tidak lepas dari tanggung jawabnya.Salah satu tujuan yang akan dicapai dalam pengawasan adalah menciptakan kondisi lingkungan yang sehat dan membudayakanbersih kepada murid-murid.

D. STANDARISASI MINIMAL FASILITAS SEKOLAH MENENGAH ATAS
Berdasarkan Permendiknas Nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana Dan Prasarana, maka Sebuah SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:
1. ruang kelas,
2. ruang perpustakaan,
3. ruang laboratorium biologi,
4. ruang laboratorium fisika,
5. ruang laboratorium kimia,
6. ruang laboratorium komputer,
7. ruang laboratorium bahasa,
8. ruang pimpinan,
9. ruang guru,
10. ruang tata usaha,
11. tempat beribadah,
12. ruang konseling,
13. ruang UKS,
14. ruang organisasi kesiswaan,
15. jamban,
16. gudang,
17. ruang sirkulasi,
18. tempat bermain/berolahraga.

Sebagai contoh adalah untuk laboraturium biologi di SMA memiliki standar:
a. Ruang laboratorium biologi berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran biologi secara praktik yang memerlukan peralatan khusus.
b. Ruang laboratorium biologi dapat menampung minimum satu rombongan belajar.
c. Rasio minimum ruang laboratorium biologi adalah 2,4 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium adalah 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar minimum ruang laboratorium biologi adalah 5 m.
d. Ruang laboratorium biologi memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati objek percobaan.

Jumat, 22 Juni 2012

Pendidikan dalam era global

Dalam era global saat ini, setidaknya ada beberapa tuntutan yang harus segera mendapat perhatian serius oleh dunia pendidikan. Di antaranya adalah pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai dedikasi tinggi, tersedianya jaringan informasi yang mampu mengakses segala kebutuhan terhadap pemenuhan pendidikan. Inilah barangkali suatu mimpi yang harus dibangun dan lakukan oleh pendidikan nasional.

Derasnya arus budaya dan informasi dari Barat yang tidak dapat lagi dibendung, merupakan suatu kenyataan logis bahwa dalam era global sekarang ini semuanya menjadi satu entitas (kesatuan). Karena perubahan tersebut selalu diikuti dengan kecanggihan ilmu dan teknologi. Budaya yang masuk ke negara kita telah mempengaruhi gaya hidup (life style) masyarakat yang semakin maju. Fenomena yang terjadi adalah sikap konsumen masyarakat meniru (imitasi) perilaku Barat. Setidaknya budaya tersebut berimplikasi pada pembentukan pola pikir dan tingkah laku masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Dan juga tidak menuntut kemungkinan bisa mengikis kesadaran budaya lokal secara berlahan-lahan.


Sebagai upaya untuk menangkal atau mengadaptasikan budaya tersebut maka sangat tergantung pada mutu dan produk pendidikan sebagai proses penyadaran. Namun ada beberapa parameter untuk mengukur kadar sampai seberapa jauh intensitas keseriusan pemerintah dalam mencerdaskan dan menyadarkan masyarakat dan bangsa ini. Pendidikan kita nampaknya masih banyak mengandung muatan-muatan filosofis dan fiksi. Apalagi bicara tentang membendung budaya luar yang semakin “gila” itu. Hal ini bisa kita saksikan bahwa sistem pendidikan kita masih banyak terlibat pada bias-bias atau kepentingan-kepentingan politik, belum bisa mandiri (otonom). Karena itu, sesungguhnya banyak pula “korban” yang telah dihasilkan oleh pendidikan masa lalu, akibat adanya polarisasi politik yang luar bisa hebatntya.

Kondisi pendidikan di negara kita, dinilai banyak pengamat 60% lebih gagal total. Meskipun kuantitas lembaga pendidikan menjamur dimana-mana, tetapi hasilnya sangat tidak maksimal dan memperhatinkan. Inilah fenomena dan kondisi pendidikan nasional yang sangat memerlukan penanganan serius oleh para ahli atau pakar pendidikan secara profesional dan sungguh-sunguh. Sehingga krisis yang berimplikasi pada semua bidang kehidupan secara luas juga ditentukan oleh salah satunya dari krisis mutu pendidikan itu.

Beberapa dekade terakhir ini, pendidikan kita banyak diwarnai dengan polarisasi politik. Faktor politiklah yang banyak ikut membentuk dan mempengaruhi sistem pendidikan ini, sehingga tidak bisa berjalan secara baik dan maksimal sebagaimana kita harapkan bersama. Kadang-kadang pendidikan dapat dijadikan sebagai mobilisasi untuk melegalkan serta memperkuat kekuasaaan. Akibatnya, citra pendidikan seperti ini menjadi pudar diterpa badai politik oleh kepentingan orang-orang yang bernafas pendek. Budaya politik yang sangat otoriter dan angkuh itu dapat mematikan sistem pendidikan yang seharusnya dapat tumbuh dan berkembang secara cepat dan tepat dan seharusnya pula mampu mengejar ketertinggalan dengan mutu pendidikan luar negeri.

Kartono Kartini mengajukan sebuah sistem pendidikan demokrasi sebagai pilihan, baik pilihan sistem pendidikan maupun sistem politik. Dasar argumennya adalah kesadaran berbangsa dan bernegara itu sendiri muncul dalam masyarakat Indonesia. Karena keinginan untuk merdeka dan demokrasilah yang bisa menjamin kemerdekaan tersebut, dan dengan demikian, membawa cita-cita modernisasi.

Penjabaran dari sistem pendidikan di atas, merupakan tujuan bersama rakyat, melalui negara antara lain kemerdekaan dan mengembangkan kepribadian melalui pendidikan. Sedangkan tujuan pendidikan itu sendiri adalah “membebaskan diri dari berbagai belenggu” atau tegasnya membentuk individu yang paripurna dan bertanggung jawab.

Di samping itu, pendidikan juga bertujuan untuk menumbuhkan kepribadian yang utuh, memperkaya rohani, melatih berfikir, melatih gelisa untuk bertanya dan mencari jawaban sendiri. Tugas pendidikan sebenarnya mengajak untuk sadar diri dan mengerti serta mampu mempraktekkan dalam kehidupan secara riil. Sayangnya, sejauh yang penulis ketahui, bahwa masih banyak para siswa dan tenaga pendidik yang kurang sadar dan memiliki kepekaan tinggi.

Seperti yang dikemukakan oleh Paulo Freire (tokoh yang cenderung kiri) mengemukakan dalam thesisnya mengenai pendidikan kaum tertindas. Beliau mengajukan sebuah metode konsientinasi (penyadaran). Metode ini sangat baik untuk dijadikan landasan sebagai sistem pendidikan di negara kita. Dengan metode ini diharapkan pendidikan akan memperlihatkan pencerahan dan tumbuhnya bagi sistem pendidikan. Sistem pendidikan yang demikian ini, akan merangsang jiwa untuk sadar diri, berkreasi dan berimajinasi.

Paul Freire mengecam pendidikan gaya “bank”, sebuah model pendidikan yang tidak mendorong tumbuhnya iklim kondusif untuk bisa maju dan tidak pula menghormati kemerdekaan manusia. Melalui model pendidikan tersebut, siswa dibiarkan tidak diberi kesempatan untuk berfikir, bertanya dan berdialog atau tukar pikiran. Mereka harus “tunduk dan pasrah” kepada guru setiap apa yang disampaikan, tidak diberikan umpan balik sama sekali dan bahkan menghukumnya apabila siswa terlalu “vokal dan kreatif” sehingga membuat guru resah. Siswa diibaratkan oleh Paulo Freire sebagai “celengan atau pundi-pundi” yang diisi tampa peduli diserap atau tidak.

Sistem pendidikan seperti ini dapat dijumpai di sana-sini pada pendidikan yang ada. Secara kuantitas, lembaga sekolah (pendidikan) memang memadahi, tetapi kondisi dan gaya seperti itu mana mungkin akan melahirkan sebuah generasi yang berkualitas dan memiliki daya saing dengan keluaran pendidikan dari luar negeri. Banyak lembaga sekolah, baik swasta maupun negeri yang hanya mampu menampung siswa untuk belajar, tetapi belum siap membina dan mengelolanya secara profesional. Inilah kendala kinerja pendidikan yang masih semrawut.

Fenomena di atas, tidak dapat dielakkan lagi dari pandangan kita. Lalu sebenarnya di manakah jalan keluarnya untuk memecahkan persoalan tersebut? Mantan rektor Universitas Indonesia (UI), Mahar Mardjono, mengemukakan bahwa jika membangun kualitas, maka sarana pendidikan, lingkungan pendidikan,  dan sumber daya manusia harus dilengkapi sebaik-baiknya. Selain itu, jumlah pelajar harus dibatasi, supaya perhatian guru bisa konsentrasi kepada anak didik.

Di samping itu, tenaga pendidik harus qualified dan memberi waktunya dengan penuh. “Dengan memilih ini, berarti kita akan dapat memberikan pendidikan tersebut bagi sebagian besar orang yang juga membutuhkannya”. Tenaga pendidik juga bisa diambil dari mana saja asalkan mempunyai kredibilitas yang memadahi serta dapat dijadikan contoh secara psikologis bagi siswa.

Demikain pula fasilitas fisik juga mendukung terhadap kondusifitas proses belajar mengajar. Ini harus diperhatikan oleh pendidikan supaya kenyamanan belajar dan interaksi antara guru dan siswa dapat berlajan maksimal. Fasilitas yang perlu dipenuhi itu, seperti laboratorium, perpustakaan, tempat latihan-latihan olah raga, serta sarana pendukung lainnya.

Pendidikan yang baik diibaratkan sebuah “aquarium” yang di dalamnya terdapat ikan pilihan, sirkulaisi udara yang seteril, makanan yang berkualitas, perawat yang profesional dan seterusnya. Begitu juga pendidikan, semua yang berkaitan dengan kelengkapan pendidikan atau proses belajar mengajar harus dilengkapi supaya kegiatan tersebut dapat berjalan dengan sempurna.

Selasa, 29 Mei 2012

Penyebab hilangnya konsentrasi

Penyebab hilangnya konsentrasi - Berikut ini beberapa penyebab hilangnya konsentrasi sebagaimana artikel yang saya kutip dari detikhealth berikut. Ketika Anda dihadapkan pada tugas sekolah atau suatu pekerjaan yang memeras otak, terkadang Anda kesulitan untuk berkonsentrasi dan membuat pekerjaan Anda tidak optimal. Otak Anda akan mengalami kurangnya konsentrasi ketika Anda dihadapkan pada kondisi tubuh tertentu. Berikut 9 alasan mengapa Anda sulit berkonsentrasi seperti dilansir dari prevention, Selasa (15/5/2012) antara lain:


Kadar hormon dan vitamin yang rendah
Pikiran yang kadang linglung dapat menandakan defisiensi vitamin atau hormon, terutama jika Anda sedang merasa kelelahan. Sebagai contoh, jika Anda kekurangan hormon tiroid, metabolisme tubuh akan melambat, aliran darah berkurang dan fungsi sel otak tidak dapat bekerja optimal. Kurangnya vitamin B-12 dalam tubuh juga memiliki gejala yang sama. Anda dapat memeriksakan perihal defisiensi hormon dan vitamin ke dokter yang ditandai masalah kardiovaskular seperti hipertensi, kolesterol tinggi, sindrom metabolik atau pradiabetes. Jika masalah ini tidak ditangani, dapat menyebabkan penurunan kognitif.

Hormon Anda telah rusak
Wanita yang menjelang masa menopause (perimenopause) akan memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur. Kurangnya konsentrasi adalah keluhan umum dari wanita pada masa ini. Kebanyakan wanita menggambarkannya sebagai perasaan kabur, kosa kata berkurang, dan tidak dapat berpikir jernih. Tanda-tanda lain yang menunjuk ke perimenopause adalah berkeringat di malam hari dan kekeringan vagina.

Anda menggunakan obat-obatan tertentu
Penggunaan obat anti depresan dapat mempengaruhi mood dan konsentrasi Anda. Antihistamin dan obat penenang dapat menyebabkan kantuk, sedangkan antidepresan dan obat-obatan lain yang sejenis dapat menggangu kerja otak. Orang yang menggunakan obat statin kadang-kadang akan kehilangan kejernihan mental. Sebelum memutuskan untuk menggunakan obat-obatan, lebih baik konsultasi terlebih dahulu ke dokter. Tanyakan apakah ada obat yang diketahui menyebabkan gangguan konsentrasi ketika dikonsumsi atau saat Anda berhenti mengonsumsinya.

Anda berhenti merokok
Anda akan mengalami kesulitan berkonsentrasi saat Anda berhenti merokok karena pengaruh nikotin yang telah membuat Anda kecanduan. Tapi hal ini akan berlalu dan kesehatan mental Anda akan segera membaik seiring berkurangnya pengaruh buruk nikotin pada tubuh.

Pola makan yang buruk
Kebiasaan makan yang buruk meningkatkan risiko obesitas, hipertensi, kolesterol tinggi dan penyakit terkait yang dapat merusak fungsi kognitif. Kelebihan berat badan atau obesitas membuat Anda lebih sulit untuk tetap aktif, padahal tubuh yang aktif penting untuk kesehatan otak. Makan ikan dan sayuran serta mengurangi makan daging dan makanan berlemak jenuh akan membuat otak Anda tajam kembali.

Anda terlalu sibuk
Anda mungkin sangat sibuk, sehingga aktivitas otak terlalu divorsir tanpa disertai aktivitas fisik yang dibutuhkan otak. Olahraga meningkatkan produksi zat yang dapat merangsang kerja otak dan memperlambat pembentukan plak yang menyebabkan penyakit Alzheimer. Mulailah berolahraga dan Anda akan merasakan otak lebih tajam dan lebih bisa fokus.

Anda memiliki kecemasan yang berlebihan
Ketika Anda terlalu mencemaskan sesuatu, Anda akan kesulitan berkonsentrasi melakukan pekerjaan Anda. Begitulah cara otak merespon ancaman nyata atau bayangan. Anda menjadi terlalu waspada terhadap lingkungan. Lakukanlah sesuatu yang menyenangkan untuk membersihkan kepala Anda dari hal-hal yang membuat cemas. Berbagi cerita dengan teman dekat juga dapat mengurangi kekhawatiran yang berlebihan.

Ada banyak hal yang perlu Anda lakukan setiap hari
Jika Anda memiliki daftar pekerjaan harian yang terlalu banyak dan membutuhkan daya ingat, bisa berarti Anda akan mengalami kelupaan dan gangguan kerja otak. Orang kadang tidak dapat mengikuti pikirannya karena terlalu banyak beban yang harus diingat di otaknya.

Menderita ADHD
Seseorang dapat menderita Attention Deficit terdiagnosis Hyperactivity Disorder (ADHD) ketika dewasa yang ditandai dengan gejala ketidaksabaran, pelupa dan mengalami kesulitan menyelesaikan tugas kantor. Ketika Anda memiliki masalah dengan konsentrasi, periksakan segera ke dokter untuk mengetahui kemungkinan Anda menderita ADHD (ir/ir) / source : detikhealth.com
Nah, itulah beberapa penyebab atau alasan anda susah melakukan konsentrasi mudah-mudahan bermanfaat, karena konsentrasi sangat penting sekali terhadap hasil kerja kita dalam menyelesaikan tugas sehari-hari.
Semoga Bermanfaat??

Minggu, 27 Mei 2012

Tradisi anak sekolah setelah pengumuman Ujian Nasional (UN)

Tradisi aksi corat-coret seragam hingga mengecat rambut yang dilakukan pelajar tingkat SMA/SMK setelah pengumuman kelulusan Ujian Nasional (UN), seolah menjadi budaya yang terus dilestarikan di hampir seluruh tanah air. Bukan cuman dikalangan Siswa SMA/SMK saja, malah sudah banyak dicontoh oleh kalangan siswa SMP dan lebih parah lagi murid SD.
 
Perlu disadari bahwa tradisi itu sebenarnya sudah mencerminkan kita sebagai generasi yang penuh dengan sifat hura-hura dan tidak mempedulikan orang lain. Bukankah lebih baik baju seragam itu dikumpulkan dan nantinya disumbangkan kepada adik kelas atau mereka yang lebih membutuhkan?
Kebiasaan corat-coret seragam kerap berlanjut dengan kegiatan konvoi sepeda motor di jalan raya. Hal ini meninggalkan kesan yang berlebihan dalam meluapkan kegembiraan.
Bagi sebagian orang, memang perlu melepaskan ekspersi setelah sekian bulan waktu fokus belajar, ikut bimbingan belajar dan sebagainya. Namun, tidak mesti melepaskan ekspresi dengan kebablasan seperti corat-coret dan konvoi di jalanan yang dapat membahayakan nyawa sendiri maupun orang lain.
Alangkah baiknya aksi hura-hura sejenak itu diganti dengan kegiatan yang lebih positif, misalnya tetap menggelar adegan corat-coret, tetapi di atas kain putih sepanjang 15 meter. Nantinya, spanduk penuh dengan tanda tangan siswa itu akan dipajang di sekolah. Ataukah menggelar acara menari bersama di lapangan sekolah. Yang menjadi pertanyaan, sampai kapan tradisi corat-coret baju ini bisa dihilangkan? Pekerjaan berat bagi Guru..... semoga bermanfaat..

Minggu, 13 Mei 2012

Manfaat Pramuka di Sekolah

Pramuka sebagai kegiatan ekstrakulikuler di sekolah tentunya tidak asing lagi bagi hampir semua orang. Belakangan ini pramuka mungkin kurang diminati sebagian siswa karena dianggap ketinggalan jaman, benarkah ?
Sebagian orang masih beranggapan bahwa pramuka itu hanya tepuk tangan, baris berbaris, tali temali. Padahal pramuka itu bersifat fleksibel dalam arti dapat berkembang mengikuti jaman.
Pengalaman siswa yang benar-benar mengikuti pramuka dapat dirasakan manfaatnya: Berikut sebagian pengalaman dari beberapa siswa yang merasakan mengikuti kegiatan pramuka:
- Kemandirian. Misalkan suatu saat kita mnegalami kecelakaan di tempat terpencil jauh dari pemukiman, pramuka mengajarkan P3K, tali temali, dsb. Jemuran yang patah pun dapat diatasi sendiri :) .
- Mendapat keluarga baru. Tidak hanya di sekolah, di kota, di Indonesia, bahkan di duniapun berkat “pramuka” , orang sedunia bisa bertemu seperti Jambore Dunia.
- Lebih mencintai Lingkungan. Bagaimana pramuka mengajarkan tentang lingkungan alam besreta pelestariannya, mengenal flora dan fauna. Lewat penjelejahan alam bebas pramuka diajarkan untuk lebih akrab dengan alam.
-Leadership. Melalui pramuka diajarkan jiwa kepemimpinan, disiplin, kejujuran, tanggungjawab, menjawab semua masalah dan mengatasinya,.
Masih banyak lagi manfaat kegiatan pramuka. Tentunya pihak sekolah dalam hal ini harus berperan aktif mengajak siswanya untuk mengikuti kegiatan ektrakulikuler pramuka. Dan satu lagi pramuka bersifat fleksibel, diperlukan kakak-kakak pembina yang handal dan cerdas agar kegiatan pramuka tidak monoton.
Salam Pramuka.

Mengetahui Kepribadian Siswa

Salah satu upaya keberhasilan dalam proses belajar mengajar adalah mengetahui kepribadian siswa.
Seorang guru setidaknya mengenal tentang jenis kepribadian siswa yang nantinya dapat membantu melihat karakter anak didik. Secara garis besar, pengertian kepribadian adalah sifat sesungguhnya yang tercermin pada sikap seseorang atau bagian dari diri manusia yang hakiki dan sangat unik karena memiliki kecenderungan untuk merespon sesuatu. Dengan memahami dan mengetahui kepribadian siswa dapat lebih mengoptimalkan proses belajar mengajar.
Dalam buku “Personality Plus” karya Florence Litteur menngelompokkan empat kepribadian dasar manusia yang akan membentuk karakter seseorang.
1. Melankoli (Yang sempurna). Kepribadian ini mempunyai karakter kecenderungan untuk bersikap rapi, teratur, mempertimbangkan segala sesuatu. Ciri-ciri anak melankoli sekilas dapat dilihat mulai dari buku-bukunya yang terlihat rapi baik tulisan maupun sampul bukunya, berpakaian rapi, terkadang suka mengingatkan teman apabila sesuatu terlihat bukan pada, secara akademis adalah anak yang cerdas dan pandai. Anak melankoli sangat suka “mengontrol” semuanya sendiri. Ciri lain melankoli adalah bicaranya dingin, suka mengatur, tak mau kalah, baku. Berhadapan dengan melankoli seperti diinterogasi karena setiap jawaban selalu ia kejar sampai mendalam. sebab memang ia ingin sempurna, tahu secara lengkap.
2. Koleris (Yang Kuat). Kepribadian yang tegas dan kecenderungan untuk memimpin, suka sekali mengatur atau memerintah, senang dengan tantangan, suka petualangan, kuat, tegas,  tak mudah menyerah, tak mudah pula mengalah. Ciri lain kepribadian ini adalah cepat dan tangkas mengerjakan sesuatu dan memiliki motivasi yang kuat dari dalam. Biasanya kepribadian koleris tidak banyak teman karena suka mengatur dan tak mau kalah itu.
3. Phlegmatis (Cinta Damai). Kepribadian yang mudah diatur, sangat toleran, cenderung diam, kalem, suka mengalah, tak suka terjadi konflik, karena itu disuruh apa saja ia mau lakukan, sekalipun ia sendiri nggak suka. Baginya kedamaian adalah segala-galanya. Jika timbul masalah atau pertengkaran, ia akan berusaha mencari solusi yang damai tanpa timbul pertengkaran. Dengan sabar mau jadi pendengar yang baik, tapi kalau disuruh untuk mengambil keputusan ia akan terus menunda-nunda.
4. Sanguinis (Yang Poluler). Kepribadian yang cenderung ingin populer, ingin disenangi oleh orang lain, orang yang senang menjadi pusat perhatian. Seorang sanguinis sangat senang sekali bermain dan berkumpul dengan teman-temannya. Senang dengan aktivitas kebersamaan yang menyenangkan. Sisi lain kepribadian ini sedikit agak pelupa, cenderung berpikir pendek, sulit berkonsentrasi dan hidupnya serba tak beratur.
Dari empat kepribadian di atas, masih menurut Florence Litteur, berdasarkan penelitian selama bertahun-tahun melihat bahwa ternyata keempat kepribadian tersebut pada dasarnya juga dimiliki setiap orang. Yang membedakan hanya kadarnya. Oleh sebab itu muncullah beberapa kombinasi kepribadian, seperti Koleris Melankoli, Sanguinis Phlegmatis bahkan mempunyai kempat kepribadian, tatapi salah satunya sedikit menonjol dari yang lain.

Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasikan dari sumber Agama, Pancasila, Budaya dan Tujuan Pendidikan Nasional. Berdasarkan keempat sumber tersebut teridentifikasi sejumlah Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa serta Indikator Keberhasilan Sekolah Dan Kelas Dalam Pengembangan Nilai Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa.
Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Berikut Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa serta Indikator Keberhasilan Sekolah Dan Kelas:
1. Religius. Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
  • Indikator Keberhasilan Sekolah: Merayakan hari-hari besar keagamaan. Memiliki fasilitas yang dapat digunakan untuk beribadah. Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah.
  • Indikator Keberhasilan Kelas: Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran. Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah.
2. Jujur. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
  • Indikator Keberhasilan Sekolah: Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang. Tranparansi laporan keuangan dan penilaian sekolah secara berkala. Menyediakan kantin kejujuran. Menyediakan kotak saran dan pengaduan. Larangan membawa fasilitas komunikasi pada saat ulangan atau ujian.
  • Indikator Keberhasilan Kelas: Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang. Tempat pengumuman barang temuan atau hilang. Tranparansi laporan keuangan dan penilaian kelas secara berkala. Larangan menyontek.
3. Toleransi. Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
  • Indikator Keberhasilan Sekolah: Menghargai dan memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh warga sekolah tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, status ekonomi, dan kemampuan khas. Memberikan perlakuan yang sama terhadapstakeholder tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi.
  • Indikator Keberhasilan Kelas: Memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi. Memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus. Bekerja dalam kelompok yang berbeda.
4. Disiplin. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
  • Indikator Keberhasilan Sekolah: Memiliki catatan kehadiran. Memberikan penghargaan kepada warga sekolah yang disiplin. Memiliki tata tertib sekolah. Membiasakan warga sekolah untuk berdisiplin. Menegakkan aturan dengan memberikan sanksi secara adil bagi pelanggar tata tertib sekolah. Menyediakan peralatan praktik sesuai program studi keahlian (SMK).
  • Indikator Keberhasilan Kelas: Membiasakan hadir tepat waktu. Membiasakan mematuhi aturan. Menggunakan pakaian praktik sesuai dengan program studi keahliannya (SMK). Penyimpanan dan pengeluaran alat dan bahan (sesuai program studi keahlian) (SMK).
5. Kerja Keras. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
  • Indikator Keberhasilan Sekolah: Menciptakan suasana kompetisi yang sehat. Menciptakan suasana sekolah yang menantang dan memacu untuk bekerja keras. Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang kerja.
  • Indikator Keberhasilan Kelas: Menciptakan suasana kompetisi yang sehat. Menciptakan kondisi etos kerja, pantang menyerah, dan daya tahan belajar. Mencipatakan suasana belajar yang memacu daya tahan kerja. Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang giat bekerja dan belajar.
6. Kreatif. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
  • Indikator Keberhasilan Sekolah: Menciptakan situasi yang menumbuhkan daya berpikir dan bertindak kreatif.
  • Indikator Keberhasilan Kelas: Menciptakan situasi belajar yang bisa menumbuhkan daya pikir dan bertindak kreatif. Pemberian tugas yang menantang munculnya karya-karya baru baik yang autentik maupun modifikasi.
7. Mandiri. Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
  • Indikator Keberhasilan Sekolah: Menciptakan situasi sekolah yang membangun kemandirian peserta didik.
  • Indikator Keberhasilan Kelas: Menciptakan suasana kelas yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja mandiri.
8. Demokratis. Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
  • Indikator Keberhasilan Sekolah: Melibatkan warga sekolah dalam setiap pengambilan keputusan. Menciptakan suasana sekolah yang menerima perbedaan. Pemilihan kepengurusan OSIS secara terbuka.
  • Indikator Keberhasilan Kelas: Mengambil keputusan kelas secara bersama melalui musyawarah dan mufakat. Pemilihan kepengurusan kelas secara terbuka. Seluruh produk kebijakan melalui musyawarah dan mufakat. Mengimplementasikan model-model pembelajaran yang dialogis dan interaktif.
9. Rasa Ingin Tahu. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
  • Indikator Keberhasilan Sekolah: Menyediakan media komunikasi atau informasi (media cetak atau media elektronik) untuk berekspresi bagi warga sekolah. Memfasilitasi warga sekolah untuk bereksplorasi dalam pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.
  • Indikator Keberhasilan Kelas: Menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu. Eksplorasi lingkungan secara terprogram. Tersedia media komunikasi atau informasi (media cetak atau media elektronik).
10. Semangat Kebangsaan. Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
  • Indikator Keberhasilan Sekolah:Melakukan upacara rutin sekolah. Melakukan upacara hari-hari besar nasional. Menyelenggarakan peringatan hari kepahlawanan nasional. Memiliki program melakukan kunjungan ke tempat bersejarah. Mengikuti lomba pada hari besar nasional.
  • Indikator Keberhasilan Kelas: Bekerja sama dengan teman sekelas yang berbeda suku, etnis, status sosial-ekonomi. Mendiskusikan hari-hari besar nasional.

11. Cinta Tanah Air. Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
  • Indikator Keberhasilan Sekolah: Menggunakan produk buatan dalam negeri. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Menyediakan informasi (dari sumber cetak, elektronik) tentang kekayaan alam dan budaya Indonesia.
  • Indikator Keberhasilan Kelas: Memajangkan: foto presiden dan wakil presiden, bendera negara, lambang negara, peta Indonesia, gambar kehidupan masyarakat Indonesia. Menggunakan produk buatan dalam negeri.
12. Menghargai Prestasi. Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
  • Indikator Keberhasilan Sekolah:Memberikan penghargaan atas hasil prestasi kepada warga sekolah. Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi.
  • Indikator Keberhasilan Kelas:Memberikan penghargaan atas hasil karya peserta didik. Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi. Menciptakan suasana pembelajaran untuk memotivasi peserta didik berprestasi.
13. Bersahabat/Komunikatif. Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
  • Indikator Keberhasilan Sekolah: Suasana sekolah yang memudahkan terjadinya interaksi antarwarga sekolah. Berkomunikasi dengan bahasa yang santun. Saling menghargai dan menjaga kehormatan. Pergaulan dengan cinta kasih dan rela berkorban.
  • Indikator Keberhasilan Kelas: Pengaturan kelas yang memudahkan terjadinya interaksi peserta didik. Pembelajaran yang dialogis. Guru mendengarkan keluhan-keluhan peserta didik. Dalam berkomunikasi, guru tidak menjaga jarak dengan peserta didik.
14. Cinta Damai. Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
  • Indikator Keberhasilan Sekolah: Menciptakan suasana sekolah dan bekerja yang nyaman, tenteram, dan harmonis. Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan. Membiasakan perilaku warga sekolah yang tidak bias gender. Perilaku seluruh warga sekolah yang penuh kasih sayang.
  • Indikator Keberhasilan Kelas: Menciptakan suasana kelas yang damai. Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan. Pembelajaran yang tidak bias gender. Kekerabatan di kelas yang penuh kasih sayang.
15. Gemar Membaca. Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
  • Indikator Keberhasilan Sekolah: Program wajib baca. Frekuensi kunjungan perpustakaan. Menyediakan fasilitas dan suasana menyenangkan untuk membaca.
  • Indikator Keberhasilan Kelas: Daftar buku atau tulisan yang dibaca peserta didik. Frekuensi kunjungan perpustakaan. Saling tukar bacaan. Pembelajaran yang memotivasi anak menggunakan referensi.
16. Peduli Lingkungan. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
  • Indikator Keberhasilan Sekolah: Pembiasaan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah. Tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan. Menyediakan kamar mandi dan air bersih. Pembiasaan hemat energi. Membuat biopori di area sekolah. Membangun saluran pembuangan air limbah dengan baik. Melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah organik dan anorganik. Penugasan pembuatan kompos dari sampah organik. Penanganan limbah hasil praktik (SMK). Menyediakan peralatan kebersihan. Membuat tandon penyimpanan air. Memrogramkan cinta bersih lingkungan.
  • Indikator Keberhasilan Kelas: Memelihara lingkungan kelas. Tersedia tempat pembuangan sampah di dalam kelas. Pembiasaan hemat energi. Memasang stiker perintah mematikan lampu dan menutup kran air pada setiap ruangan apabila selesai digunakan (SMK).
17. Peduli Sosial. Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
  • Indikator Keberhasilan Sekolah: Memfasilitasi kegiatan bersifat sosial. Melakukan aksi sosial. Menyediakan fasilitas untuk menyumbang.
  • Indikator Keberhasilan Kelas: Berempati kepada sesama teman kelas. Melakukan aksi sosial. Membangun kerukunan warga kelas.
18. Tanggung Jawab. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
  • Indikator Keberhasilan Sekolah:Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dalam bentuk lisan maupun tertulis. Melakukan tugas tanpa disuruh. Menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam lingkup terdekat. Menghindarkan kecurangan dalam pelaksanaan tugas.
  • Indikator Keberhasilan Kelas: Pelaksanaan tugas piket secara teratur. Peran serta aktif dalam kegiatan sekolah. Mengajukan usul pemecahan masalah.