A. Pengertian Pendekatan Open-Ended
Menurut Suherman dkk (2003; 123) problem yang
diformulasikan memiliki multijawaban yang benar disebut problem tak lengkap
atau disebut juga Open-Ended problem atau soal terbuka. Siswa yang
dihadapkan dengan Open-Ended problem, tujuan utamanya bukan untuk
mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada
suatu jawaban. Dengan demikian bukanlah hanya satu pendekatan atau metode dalam
mendapatkan jawaban, namun beberapa atau banyak.
Sifat “keterbukaan” dari suatu masalah dikatakan
hilang apabila hanya ada satu cara dalam menjawab permasalahan yang diberikan
atau hanya ada satu jawaban yang mungkin untuk masalah tersebut. Contoh
penerapan masalah Open-Ended dalam kegiatan pembelajaran adalah ketika
siswa diminta mengembangkan metode, cara atau pendekatan yang berbeda dalam
menjawab permasalahan yang diberikan bukan berorientasi pada jawaban (hasil)
akhir.
Pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended
diawali dengan memberikan masalah terbuka kepada siswa. Kegiatan pembelajaran
harus mengarah dan membawa siswa dalam menjawab masalah dengan banyak cara
serta mungkin juga dengan banyak jawaban (yang benar), sehingga merangsang
kemampuan intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu yang
baru. Sedangkan dasar keterbukaan masalah
diklasifikasikan dalam tiga tipe, yakni: (1) prosesnya terbuka, maksudnya
masalah itu memiliki banyak cara penyelesaian yang benar, (2) hasil akhirnya
terbuka, maksudnya masalah itu memiliki banyak jawaban yang benar, dan (3) cara
pengembangan lanjutannya terbuka, maksudnya ketika siswa telah menyelesaikan
masalahnya, mereka dapat mengembangkan masalah baru yaitu dengan cara merubah
kondisi masalah sebelumnya (asli). Sebagai contoh, perhatikan masalah berikut.
1.
Pada suatu kompetisi sepak bola, komisi pertandingan mencatat jumlah penjualan
tiket penonton, pada pertandingan hari kamis tiket penonton terjual 2457
lembar, pada hari sabtu dan minggu berturut-turut terjual 3169 lembar dan 4852
lembar. Hitung jumlah tiket yang terjual dari tiga kali pertandingan tersebut.
2.
Buatlah tiga bilangan yang terdiri dari empat angka yang menggunakan setiap
angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 paling sedikit satu kali, dengan syarat,
jumlah tiga bilangan tersebut sama dengan 10.478. Berdasarkan criteria di atas, masalah (i)
merupakan masalah rutin dan tidak termasuk masalah terbuka, karena prosedur
yang digunakan untuk menentukan penyelesaiannya sudah tertentu yakni hanya
menambahkan ketiga bilangan dan hanya memiliki satu jawaban yang benar. Sedangkan masalah (ii) termasuk masalah terbuka (open-ended problem)
dan bukan masalah rutin. Keterbukaan masalah ini meliputi keterbukaan proses,
keterbukaan hasil akhir dan keterbukaan pengembangan lanjutan (silahkan dicoba
menjawabnya). Masalah ini juga bukan masalah rutin, karena tidak memiliki
prosedur tertentu untuk menjawabnya.
Tujuan dari
pembelajaran Open-Ended problem menurut Nohda (Suherman, dkk, 2003; 124)
ialah untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematik
siswa melalui problem posing secara simultan. Dengan kata lain, kegiatan
kreatif dan pola pikir matematik siswa harus dikembangkan semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan setiap siswa.
Pendekatan Open-Ended menjanjikan kepada
suatu kesempatan kepada siswa untuk meginvestigasi berbagai strategi dan cara
yang diyakininya sesuai dengan kemampuan mengelaborasi permasalahan. Tujuannya
tiada lain adalah agar kemampuan berpikir matematika siswa dapat berkembang
secara maksimal dan pada saat yang sama kegiatan-kegiatan kreatif dari setiap
siswa terkomunikasi melalui proses pembelajaran. Inilah yang menjadi pokok
pikiran pembelajaran dengan Open-Ended, yaitu pembelajaran yang
membangun kegiatan interaktif antara matematika dan siswa sehingga mengundang
siswa untuk menjawab permasalahan melalui berbagai strategi.
Dalam pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended,
siswa diharapkan bukan hanya mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada
proses pencarian suatu jawaban. Menurut Suherman dkk (2003:124) mengemukakan
bahwa dalam kegiatan matematik dan kegiatan siswa disebut terbuka jika memenuhi
ketiga aspek berikut:
a.
Kegiatan siswa harus terbuka
Yang dimaksud kegiatan siswa harus terbuka adalah kegiatan pembelajaran
harus mengakomodasi kesempatan siswa untuk melakukan segala sesuatu secara
bebas sesuai kehendak mereka.
b.
Kegiatan matematika merupakan ragam berpikir
Kegiatan matematik adalah kegiatan yang didalamnya terjadi proses
pengabstraksian dari pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari ke dalam
dunia matematika atau sebaliknya.
c.
Kegiatan siswa dan kegiatan matematika merupakan satu kesatuan
Dalam pembelajaran matematika, guru diharapkan dapat mengangkat pemahaman
dalam berpikir matematika sesuai dengan kemampuan individu. Meskipun pada
umumnya guru akan mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
pengalaman dan pertimbangan masing-masing. Guru bisa membelajarkan siswa melalui
kegiatan-kegiatan matematika tingkat tinggi yang sistematis atau melalui
kegiatan-kegiatan matematika yang mendasar untuk melayani siswa yang
kemampuannya rendah. Pendekatan uniteral semacam ini dapat dikatakan terbuka
terhadap kebutuhan siswa ataupun terbuka terhadap ide-ide matematika.
Pada dasarnya, pendekatan Open-Ended bertujuan untuk mengangkat kegiatan
kreatif siswa dan berpikir matematika secara simultan. Oleh karena itu hal yang
perlu diperhatikan adalah kebebasan siswa untuk berpikir dalam membuat progress
pemecahan sesuai dengan kemampuan, sikap, dan minatnya sehingga pada
akhirnya akan membentuk intelegensi matematika siswa.
b.
Mengkonstruksi Masalah Open-Ended
Menurut Suherman, dkk (2003 : 129-130)
mengkonstruksi dan mengembangkan masalah Open-Ended yang tepat dan baik
untuk siswa dengan tingkat kemampuan yang beragam tidaklah mudah. Akan tetapi
berdasarkan penelitian yang dilakukan di Jepang dalam jangka waktu yang cukup
panjang, ditemukan beberapa hal yang dapat dijadikan acuan dalam mengkonstruksi
masalah, antara lain sebagai berikut:
a.
Menyajikan permasalahan melalui situasi fisik yang nyata di mana
konsep-konsep matematika dapat diamati dan dikaji siswa.
b.
Menyajikan soal-soal pembuktian dapat diubah sedemikian rupa sehingga siswa
dapat menemukan hubungan dan sifat-sifat dari variabel dalam persoalan itu.
c.
Menyajikan bentuk-bentuk atau bangun-bangun (geometri) sehingga siswa dapat
membuat suatu konjektur.
d.
Menyajikan urutan bilangan atau tabel sehingga siswa dapat menemukan aturan
matematika.
e.
Memberikan beberapa contoh konkrit dalam beberapa kategori sehingga siswa
bisa mengelaborasi siifat-sifat dari contoh itu untuk menemukan sifat-sifat
dari contoh itu untuk menemukan sifat-sifat yang umum.
f.
Memberikan beberapa latihan serupa sehingga siswa dapat menggeneralisasai
dari pekerjaannya.
c.
Menyusun Rencana Pendekatan Open-Ended
Apabila guru telah mengkonstruksikan atau
menformulasi masalah Open-Ended dengan baik, tiga hal yang harus
diperhatikan dalam pembelajaran sebelum masalah itu ditampilkan di kelas
adalah:
1)
Apakah masalah itu kaya dengan konsep-konsep matematika dan berharga?
Masalah Open-Ended harus medorong siswa untuk berpikir dari berbagai
sudut pandang. Disamping itu juga harus kaya dengan konsep-konsep matematika
yang sesuai untuk siswa berkemampuan tinggi maupun rendah dengan menggunakan
berbagai strategi sesuai dengan kemampuannya.
2)
Apakah tingkat matematika dari masalah itu cocok untuk siswa?
Pada saat siswa menyelesaikan masalah Open-Ended, mereka harus
menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka punya. Jika guru
memprediksi bahwa masalah itu di luar jangkauan kemampuan siswa, maka masalah
itu harus diubah/diganti dengan masalah yang berasal dalam wilayah pemikiran
siswa.
3)
Apakah masalah itu mengundang pengembangan konsep matematika lebih lanjut?
Masalah harus memiliki keterkaitan atau hubungan dengan konsep-konsep
matematika yang lebih tinggi sehingga dapat memacu siswa untuk berpikir tingkat
tinggi.
Pada tahap ini hal-hal yang harus diperhatikan
dalam mengembangkan rencana pembelajaran yang baik adalah sebagai berikut:
1)
Tuliskan respon siswa yang diharapkan.
Pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended, siswa
diharapkan merespons masalah dengan berbagai cara sudut pandang. Oleh karena
itu, guru harus menyiapkan atau menuliskan daftar antisipasi respons siswa
terhadap masalah. Kemampuan siswa terbatas dalam mengekpresikan ide atau
pikirannya, mungkin siswa tidak akan mampu menjelaskan aktivitasnya dalam
memecahkan masalah itu. Tetapi mungkin juga siswa mampu menjelaskan ide-ide
matematika dengan cara yang berbeda. Dengan demikian, antisipasi guru membuat
atau menuliskan kemungkinan repsons yang dikemukakan siswa menjadi penting
dalam upaya mengarahkan dan membantu siswa memecahkan masalah sesuai dengan
cara kemampuannya.
2)
Tujuan dari masalah itu diberikan kepada siswa harus jelas.
Guru memahami dengan baik peranan masalah itu dalam keseluruhan rencana
pembelajaran. Masalah dapat diperlakukan sebagai topik yang tertentu, seperti
dalam pengenalan konsep baru kepada siswa, atau sebagai rangkuman dari kegiatan
belajara siswa. Berdasarkan pengalaman, masalah Open-Ended efektif untuk
pengenalan konsep baru atau rangkuman kegiatan belajar.
3)
Sajikan masalah semenarik mungkin bagi siswa
Konteks permasalahan yang diberikan atau disajikan harus dapat dikenal baik
oleh siswa, dan harus membangkitkan keingintahuan serta semangat intelektual
siswa. Oleh karena masalah Open-Ended memerlukan waktu untuk berpikir
dan mempertimbangkan strategi pemecahannya, maka masalah itu harus mampu
menarik perhatian siswa.
4)
Lengkapi prinsip formulasi masalah, sehingga siswa mudah memahami maksud dari masalah
Masalah harus diekspresikan sedemikian rupa sehingga siswa dapat
memahaminya dengan mudah dan menemukan pendekatan pemecahannya. Siswa dapat
mengalami kesulitan, bila eksplanasi masalah terlalu singkat. Hal itu dapat
timbul karena guru bermaksud memberikan terobosan yang cukup kepada siswa untuk
memilih cara dan pendekatan pemecahan masalah. Atau dapat pula diakibatkan
siswa memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki pengalaman belajar karea
terbiasa megikuti petunjuk-petunjuk dari buku teks.
5)
Berikan waktu yang cukup bagi siswa untuk mengekplorasi masalah.
Terkadang waktu yang dialokasikan tidak cukup dalam menyajikan masalah,
memecahkannya, mendiskusikan pendekatan dan penyelesaian,, dan merangkum dari
apa yang telah dipelajari siswa. Karena itu, guru harus memberi waktu yang
cukup kepada siswa untuk mengekplorasi masalah. Berdiskusi secara aktif antar
sesama siswa dan antara siswa dengan guru merupakan interaksi yang sangat
penting dalam pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended.
d.
Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Open-Ended
Keunggulan Pendekatan Open-Ended
Pendekatan Open-Ended ini menurut Suherman, dkk (2003:132) memiliki
beberapa keunggulan antara lain:
a.
Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan
idenya.
b.
Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan
keterampilan matematik secara komprehensif.
c.
Siswa dengan kemapuan matematika rendah dapat merespon permasalahan dengan cara
mereka sendiri.
d.
Siswa secara intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan.
e.
Siswa memiliki pengelaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab
permasalahan.
Kelemahan Pendekatan Open-Ended
Disamping keunggulan, menurut Suherman, dkk (2003;133) terdapat pula kelemahan
dari pendekatan Open-Ended, diantaranya:
a.
Membuat dan menyiapkan masalah matematika yang bermakna bagi siswa bukanlah
pekerjaan mudah.
b.
Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga
banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang
diberikan.
c.
Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban mereka.
d.
Mungkin ada sebagaian siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka mereka
tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.
BAB
III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Pendekatan Open-Ended bertujuan untuk
mengangkat kegiatan kreatif siswa dan berpikir matematika secara simultan. Oleh
karena itu hal yang perlu diperhatikan adalah kebebasan siswa untuk berpikir
dalam membuat progress pemecahan sesuai dengan kemampuan, sikap, dan
minatnya sehingga pada akhirnya akan membentuk intelegensi matematika siswa.
0 komentar:
Silakan berkomentar dengan baik dan sopan. Untuk berkomentar anda bisa gunakan format di bawah ini.
Format untuk komentar:
1. Pilih profil sebagai Name/URL
2. Isikan nama anda
3. Isikan URL (Blog/Website/Facebook/Twitter/Email /Kosongkan)
4. Isikan komentar
5. Poskan komentar