Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Terima kasih anda sudah berkunjung di Website KREASI | Sebuah Kreasi yang mencoba memberikan pengetahuan untuk melangkah dalam masa depan yang Gemilang | Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Anda |

Senin, 07 Mei 2012

Membaca

Kelahiran suatu teori membaca tidaklah muncul begitu saja. Kehadirannya merupakan hasil kerja keras dari ahli atau sarjana yang mengkaji masalah membaca itu dalam waktu relatif lama, dan dengan pendekatan yang berbeda-beda. Akibatnya, dalam sejarah perkembangan studi membaca dan pengajaran membaca terdapat bermacam-macam teori membaca yang bukan saja berbeda satu dengan yang lainnya, melainkan juga ada yang berlawanan. Namun pada dasarnya membaca itu merupakan suatu proses yang kompleks.

Ada tiga kelompok yang mendefinisikan tentang hakikat membaca yaitu :
a. Kelompok pertama dengan tokohnya Frank Jennings (1965) membuat definisi membaca sebagai tafsiran terhadap pengalaman secara umum, selain itu membaca biasanya akan dimulai dengan pengenalan terhadap peristiwa yang berulang-ulang datang, seperti matahari dan bulan yang terbit setiap hari.
b. Kelompok kedua dengan Rudolf Flesch (1995) sebagai tokohnya mendefinisikan membaca sebagai kegiatan memperoleh makna dari berbagai gabungan huruf, seperti seorang anak yang diajari mengenal makna yang dimiliki oleh setiap huruf akan sampai pada kemampuan membaca.
c. Kelompok ketiga dengan Ernest Horn (1937) sebagai tokohnya mendefinisikan membaca sebagai kegiatan yang meliputi berbagai proses penyempurnaan dan pelestarian makna melalui penggunaan media alat tulis.
Berikut beberapa fungsi teori membaca :
Ø  Pertama, suatu teori membaca dalam kelebihan dan kekurangan banyak sekali membantu pihak yang bermaksud mempelajari masalah membaca dan pengajaran membaca untuk memperoleh gambaran tertentu apa yang disebut membaca.
Ø  Kedua, khusus bagi pembina pengajaran membaca, suatu teori tentang membaca sangat diperlukan dalam membina dan melaksanakan tugas pembinaan kemampuan siswa dalam membaca.
Ø  Ketiga, mereka yang bermaksud melaksanakan suatu penelitian tentang masalah membaca dan pengajaran membaca, suatu teori membaca mutlak dibutuhkan.

B.     PENGERTIAN MEMBACA
Beberapa ahli mencoba memberi definisi “Membaca”, antara lain :
  • Farris (1993:304) mendefinisikan membaca sebagai pemrosesan kata-kata, konsep, informasi, dan gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh pengarang yang berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman awal pembaca. Dengan demikian, pemehaman diperoleh apabila pembaca mempunyai pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dengan apa yang terdapat di dalam bacaan.
  • Syafi’i (1999:7) menyatakan bahwa membaca adalah suatu proses yang bersifat fisik atau yang disebut proses mekanis, berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual, sedangkan proses psikologis berupa kegiatan berpikir dalam mengolah informasi.
  • Dalam KBBI (2000:62) membaca didefinisikan sebagai melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis, yang dibaca secara lisan atau dalam hati.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat dirangkum bahwa membaca merupakan proses pemahaman atau penikmatan terhadap teks bacaan dengan memanfaatkan kemampuan melihat (mata) yang dimiliki oleh pembaca, sesuai dengan tujuannya yang dilakukan secara nyaring atau dalam hati.

C. Pendekatan Dalam Membaca
Pendekatan yang diterapkan dalam studi membaca untuk menghasilkan teori membaca berkisar pada tiga macam pendekatan, yaitu :
- Pendekatan Konseptual
Meliputi bermacam-macam metodologi pendekatan kesemuanya berangkat dari suatu konsepsi tentang membaca dan berkesudahan dengan suatu model tertentu tentang proses membaca.
      - Pendekatan Empirikal
Mencakup bermacam-macam pendekatan yang bertolak dari pengalaman serta penghayatan proses membaca, baik dari penyusunan teori itu sendiri maupun dari orang-orang lain yang dijadikan subjek penelitian.
- Pendekatan Eksperimental
Meliputi berbagai macam pendekatan yang kesemuanya berangkat dari suatu eksperimen tertentu yang ditujukan terhadap seperangkat perilaku membaca yang dapat diamati, dikaji, dan kemudian dianalisis untuk disimpulkan menjadi suatu teori membaca tertentu.
Tokoh Perintis dalam pendekatan konseptual ialah Kennet S. Goodman. Menurut pandangannya, proses membaca pada hakikatnya adlah proses komunikasi, yaitu komunikasi antara pembaca dengan turunan tertulis (bacaan) yang dibacana. Namun pendekatan tersebut direvisi karena disadari banyak kelemahannya. Sebagai penggantinya dipakailah teori Transformasi Generatif temuan Noam Chomsky sebagai acuan kerjauntuk memberikan proses membaca dalambentuk suatu model yang dikenal sebagai modal membaca Goodmen (The Godman Model Of Reading). Model ini menekankan bahwa membaca pada hakikatnya adalah seperangkat proses recording, decoding, dan encoding yang berakhir pada pemahaman atau komprehensif.
Teori membaca yang memanfaatkan pendekatan empirikal banyak ragamnya.
a) Teori yang memandang membaca sebagai proses berpikir
b) Teori yang memandang membaca sebagai perangkat keterampilan
c) Teori yang menganggap membaca sebagai kegiatan visual
d) Teori yang menganggap membaca sebagai pengalaman bahasa

Pendekatan ketiga adalah pendekatan eksperimental. Teori yang dimanfaatkan sebagai landasan eksperimental adalah teori yang memandang membaca sebagai proses atau kegiatan menangkap makna dari bacaan. Beberapa penemuan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pengajaran membaca :
Ø  Penemuan – penemuan proses mempersepsi makna, yang meliputi :
-   Persepsi atau pemahaman akan makna materi bacaan,
-   Menganalisis pola bentukan bahasa bacaan
-  Persepsi yang kuat atau baik terhadap makna bahasa bacaan sebagai hasil menghayati dan menganalisis bahasa bacaan itu akan membuat pembaca memiliki ingatan yang baik pula terhadap makna bacaan itu
Ø  Penemuan-penemuan mengenai pembentukan konsep, dalam membaca yaitu makna simbolik tentang hal-hal yang direspon pembaca dari bacaan, meliputi :
 - Persepsi yang baik terhadap makna bahasa bacaan dan menghasilkan konsep yang baik pula tentang makna bahasa bacaan itu,
- Konsep yang abstrak sifatnya tentang makna material bahasa bacaan terbentukberdasarkan konsep-konsep yang konkrit dan tingkat intelegensi pembaca,
- Pengembangan konsep tentang makna bahasa bacaan dapat dibina dengan   menyiapkan program pengajaran membaca yang baik.
Ø  Penemuan-penemuan mengenai penerapan penguasaan bahasa pembac dalam proses memahami makna pada waktu pembaca, yang meliputi :
- Jumlah kosa kata yang dikuasainya
- Luas dan dalamnya ragam makna kata yang dikuasainya
- Mapannya penguasaan terhadap kaidah-kaidah bahasa
- Baiknya penguasaan tentang tata penulisan bahasa.
D. Pokok Pikiran Tentang Membaca
Berikut adalah pokok-pokok pikiran tentang membaca :
a. membaca adalah suatu proses yang sangat rumit dan unik sifatnya. Kerumitanya terutama terletak pada banyaknya serta beraneka ragamnya faktor yang bekerja dalam proses membaca itu, dan bertautnya faktor yang satu dengan yang lainnya. Keunikannya terletak pada relatif berbedanya proses membaca itu berlangsung pada setiap pembaca
b.  proses membaca berlangsung sebagai bentuk respon pembaca terhadap tuturan tertulis (bacaan) yang menstimulasinya. Respon membaca ini bukanlah respon pasif, melainkan respon aktiv yang mengandung tingkat kesadaran tertentu.
c.  Bacaan sebagai stimulant, dalam wajah permulaanya berupa paparan bahasa tulis yang tersusun dari materi bahasa (kata, frasa, klausa, dan kalimat), tertata dalam tata tuturan tertentu, dan tertulis menurut tata penulisan yang berlaku.
d. Respon aktif pembaca yang berupa proses membaca mencakup berbagai kegiatan mental yang secara keseluruhan merupakan kegiatan mengolah bacaan itu. Dalam kegiatan ini pembaca melakukan kegiatan berfikir dan bernalar, menerapkan berbagai kemampuan intelektual dan strategi kognitifnya dalam rangka membentuk persepsi dan konsep-konsep, merekonstruksi, makna bacaan, dan menentukan kualitas, nilai, dan dampak makna bacaan itu. Dalam keseluruhan kegiatan ini, pembaca banyak sekali memanfaatkan ciri-ciri dan kunci-kunci penunda makna paparan bahasa bacaan untuk memprediksi, menginterpretasi, dan mengkonfirmasi makna yang tepat. Selain itu, juga dengan banyak dimanfaatkan nya pengetahuan serta pengalaman yang telah dimilikinya
e. Kelancaran dan keberhasilan pembaca dalam membaca dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari diri pembaca sendiri (faktor dalam ) maupun yang berasal dari luar dirinya (faktor luar ). Intelegensi, sikap, penguasaan bahasa, perbedaan kelamin pada usia muda, dan perbedaan logatnya dengan bahasa bacaan adalah beberapa faktor luar yang ikut berperan meliputi kondisi bacaan, baik bahasanya, isinya dan tingkat keterbacaannya, maupun kesesuaian bacaan itu dengan daya tangkap pembaca. Selain itu, keadaan status sosial ekonomi dan pengajaran membaca terutama peran guru yang membinanya adalah faktor luar yang tidak kecil pengaruhnya. Apapun bentuk, jenis dan sifat faktor yang berpengaruh, kelancaran dan keberhasilan dalam membaca dapat dibina secara formal melalui pengajaran membaca yang dirancang, di programkan serta dilaksanakan dengan baik.

MACAM-MACAM MEMBACA
1.Membaca cepat
     Membaca cepat adalah membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tidak mengabaikan pemahamamnya.  Biasanya kecepatan itu dikaitkan dengan tujuan membaca, keperluan dan bahan bacaan.

2. Membaca Kreatif

     Membaca kreatif adalah membaca yang dilatari tujuan menerapkan perolehan pemahaman dari membaca untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang bersifat aplikatif.

3. Membaca Kritis

    Membaca kritis adalah membaca dengan menggunakan pikiran dan perasaan secara kritis untuk menemukan dan mengembangkan suatu konsep dengan jalan membandiingkan isi teks sastra yang dibaca dengan pengetahuan, pengalaman serta realitas lain yang diketahui pembaca untuk memberikan identifikasi, perbandingan, penyimpulan dan penilai.

4. Membaca Nyaring
 Membaca nyaring sering kali disebut membaca bersuara atau membaca teknik. Disebut demikian karena pembaca mengeluarkan suara secara nyaring pada saat membaca.

5. Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif merupakan proses membaca yang dilakukan secara luas. Luas berarti (1) bahan bacaan beraneka dan banyak ragamnya; (2) waktu yang digunakan cepat dan singkat. Tujuan membaca ekstensif adalah sekadar memahami isi yang penting dari bahan bacaan dengan waktu yang cepat dan singkat.

6.  Membaca Intensif
Membaca intensif adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara saksama dan merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara kritis. Membaca intensif merupakan studi saksama, telaah teliti, serta pemahaman terinci terhadap suatu bacaan sehingga timbul pemahaman yang tinggi.
Membaca intensif dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi meliputi membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, dan membaca ide, sedangkan membaca telaah bahasa meliputi membaca bahasa dan membaca sastra.


METODE PENGAJARAN  MEMBACA

1. Metode Reseptif
Metode ini mengarah ke proses penerimaan isi bacaan maupun simakan baik tersurat maupun tersirat. Metode tersebut sangat cocok diterapkan kepada siswa yang dianggap telah banyak menguasai kosakata, frase, maupun kalimat. Yang dipentingkan bagi siswa dalam suasana reseptif adalah bagaimana isi bacaan atau simakan diserap dengan bagus.
2. Metode Komunikatif
Desain yang bermuatan komunikatif harus mencakup semua keterampilan berbahasa. Setiap tujuan diorganisasikan ke dalam pembelajaran. Setiap pembelajaran dispesifikkan ke dalam tujuan konkret yang merupakan produk akhir. Sebuah produk di sini dimaksudkan sebagai sebuah informasi yang dapat dipahami, ditulis, diutarakan, atau disajikan ke dalam nonlinguistis
3. Metode Integratif
Integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses. Artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi diintegrasikan. Misalnya, mendengarkan diintegrasikan dengan berbicara dan menulis. Menulis diintegrasikan dengan berbicara dan membaca.
4. Metode Partisipatori
Metode ini lebih menekankan keterlibatan siswa secara penuh. Siswa dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar. Siswa didudukkan sebagai subjek belajar. Dengan berpartisipasi aktif, siswa dapat menemukan hasil belajar. Guru hanya bertindak sebagai pemandu atau fasilitator. Guru berperan sebagai pemandu yang penuh dengan motivasi, pandai berperan sebagai moderator yang kreatif.

0 komentar:

Tinggalkan Komentar Anda

Silakan berkomentar dengan baik dan sopan. Untuk berkomentar anda bisa gunakan format di bawah ini.
Format untuk komentar:
1. Pilih profil sebagai Name/URL
2. Isikan nama anda
3. Isikan URL (Blog/Website/Facebook/Twitter/Email /Kosongkan)
4. Isikan komentar
5. Poskan komentar