Setelah lama sekali gak update di blog.. berikut ada sebuah motivasi ni buat kita semua, semoga bermanfaat ya..?
SI PEMBAWA AIR
Seorang pembawa air memiliki 2 buah bejana besar yang setiap hari
menggantung di ujung-ujung pikulan yang dibawanya di atas bahunya. Salah
satu bejana itu memiliki retakan, sedangkan satunya lagi sempurna dan
selalu berhasil membawa penuh air sepanjang perjalanan dari sungai ke
rumah tuan si pembawa air.
Selama 2 tahun hal itu terus terjadi, si pembawa air setiap hari
selalu hanya berhasil membawa satu setengah bejana air. Tentu saja
bejana yang sempurna itu bangga dengan hasil yang dicapainya; sesuai
dan sempurna sebagaimana selayaknya ia diciptakan. Tetapi bejana yang
retak malu dengan ketidak-sempurnaan yang ada pada dirinya dan merasa
sedih karena ia hanya mampu membawa setengah dari jumlah seharusnya ia
diciptakan.
Setelah waktu 2 tahun berlalu dengan merasakan pahitnya kegagalan,
suatu hari di tepi sungai si bejana retak berkata kepada si pembawa
air. “Aku malu terhadap diriku dan aku ingin minta maaf kepadamu.”
“Kenapa? Apa yang membuatmu merasa malu?” tanya si pembawa air.
“Selama 2 tahun ini aku hanya mampu membawa setengah dari yang
seharusnya bisa aku bawa. Semua ini karena retakan di tubuhku yang
mengakibatkan air keluar lagi selama perjalananmu kembali dari sungai
ke rumah tuanmu. Karena cacatku ini, kamu tidak mendapatkan nilai yang
setimpal dengan tenaga yang kamu keluarkan.” Kata si bejana retak.
Si pembawa air merasa iba kepada si bejana tua yang retak itu dan
dengan penuh kasih ia berkata, “Saat nanti kita berjalan kembali menuju
ke rumah tuanku, aku mau kamu memperhatikan bunga-bunga indah di jalan
setapak sepanjang perjalanan pulang.” Memang, ketika mereka mulai
menaiki bukit, si bejana tua melihat sinar mentari menyinari bunga-bunga
liar yang tumbuh indah di sisi jalan setapak. Hal itu membuat dia
sedikit terhibur. Di akhir perjalanan, ia masih merasa bersalah karena
setengah dari bawaannya telah mengucur keluar, ia kembali minta maaf. Si
pembawa air berkata kepada bejana itu, “Apakah kamu menyadari bahwa
bunga-bunga di sepanjang jalan setapak itu hanya ada pada sisi dimana
engkau ada tapi tidak ada di sisi bejana satu lagi? Itu karena aku
selalu tahu mengenai cacatmu dan aku ‘mengambil keuntungan’ darinya. Aku
menanam benih-benih bunga di sepanjang sisi jalan dimana kamu ada dan
setiap hari ketika kita kembali dari sungai, kamu menyirami mereka.
Selama 2 tahun aku bisa memetik bunga-bunga indah itu untuk menghiasi
meja tuanku.Kalau kamu tidak menjadi sebagaimana kamu ada, tuanku tidak
akan pernah menikmati keindahan bunga-bunga itu yang turut
menyemarakkan rumahnya.”
Setiap dari kita memiliki ‘kecacatan yang unik’. Kita semua adalah
bejana yang retak. Tapi bila kita mau menerima kekurangan kita dan
mencari sisi lainnya untuk perbuatan baik, kita bisa ‘menebar atau
menanam benih’ di sepanjang jalan kehidupan kita, sehingga kita tidak
hanya bisa menikmati keindahan diri sendiri, tetapi juga orang lain.
Jalani hidup ini dengan berani karena kita tahu bahwa Tuhan punya
rencana, meskipun di dalam kelemahan kita, Dia sanggup mengubahnya
menjadi kekuatan baru. Sebagaimana yang Dia janjikan bagi tiap-tiap
orang yang bersandar kepada-Nya. Amin. Semoga renungan ini menjadi
berkat buat agan-agan yang merasa hidupnya merasa kekurangan dalam diri
masing-masing.
0 komentar:
Silakan berkomentar dengan baik dan sopan. Untuk berkomentar anda bisa gunakan format di bawah ini.
Format untuk komentar:
1. Pilih profil sebagai Name/URL
2. Isikan nama anda
3. Isikan URL (Blog/Website/Facebook/Twitter/Email /Kosongkan)
4. Isikan komentar
5. Poskan komentar